Abnegation dan Dauntless sama-sama pecah. Kami tak jauh beda dengan factionless sekarang. Kami adalah makhluk yang kehilangan segalanya; kami meninggalkan semuanya. Aku tak punya rumah, tidak punya jalur hidup, dan tidak punya kepastian. Aku bukan lagi Tris si Tanpa Pamrih atau Tris si Pemberani. (halaman terakhir dari buku pertama Divergent)
Judul: Insurgent
Seri: Divergent #2
Penulis: Veronica Roth
Penerjemah: Nur Aini
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun: 2012
Halaman: 551
ISBN: 978-979-433-737-0
Harga: Rp59.000,-
I rate it 5/5 stars
*untuk yang belum baca buku satu, diharapkan jangan baca review ini. Spoiler Insurgent sih nggak, tapi dipastikan kalau ini akan jadi spoiler bagi buku satu, Divergent*
Simulasi besar-besaran yang terjadi pada buku satu, Divergent, telah mengubah hampir segala hal. Faksi Dauntless terpecah belah, menjadi Dauntless pembelot dan Dauntless sejati (di mata Dauntless pembelot, mereka ini pemberontak). Banyak dari Faksi Abnegation yang menjadi korban atas simulasi itu, banyak kematian, bahkan wilayah Faksi Abnegation sendiri hampir seperti wilayah factionless.
Tris Prior dan Tobias Eaton, juga Caleb Prior (kakak Tris) dan Marcus Eaton (ayah Tobias) untuk sementara berhasil kabur dari simulasi besar-besaran itu. Mereka berempat bermaksud untuk mengunjungi markas Amity, faksi kedamaian yang di buku pertama jarang di bahas (ya iyalah). Mereka bermaksud meminta bantuan dan perlindungan dari Amity, namun sayangnya.. Faksi Amity memiliki hubungan erat dengan Faksi Erudite, faksi yang menjadi otak atas simulasi yang menghancurkan Faksi Abnegation dan Faksi Dauntless. Tidak mungkin mengharapkan bantuan dari mereka.