Title : Dead Girl Walking
Author : Linda Joy Singleton
Translator : Maria Susanto
Publisher : Atria
Edition : Indonesian Language
Year : 2012 (First Publish: 2009)
Page : 382
ISBN : 978-979-024-377-4
Aku adalah jiwa tanpa rumah; satu-satunya identitas yang kumiliki adalah yang secara tidak sengaja telah kucuri. ~Amber(page 236)
Amber Borden selalu kesulitan menentukan arah. Tidak peduli dia sudah berusaha berjalan ke arah yang benar, tapi nasib selalu membawanya ke arah yang salah. Ah ya.. mungkin inilah kekurangan terburuk yang dimilikinya. Meskipun sebenarnya dia menyadari bahwa dia punya banyak kekurangan. Paha besar dan jerawat yang selalu muncul saat datang bulan adalah ancaman serius. Belum lagi badannya yang tidak proporsional dan dia.. mempunyai dada rata, tidak seperti anak perempuan lain di SMA Halsey. Amber tidak populer dan tidak tahu-menahu atau peduli mengenai fashion. Seorang menyedihkan yang memiliki kelebihan dalam matematika dan mempunyai dua orang teman (Dustin Cole dan Alyce Perfetti) yang sama-sama membangun sebuah klub bernama HHC (Halsey Hospitality Club) untuk menyambut anak baru di sekolah. Yah, itu tidak buruk. Sebenarnya, Amber berpikir hidupnya lebih baik sebelum si kembar-tiga lahir dari perut ibunya. Satu lagi yang menjadi ciri khas Amber, dia suka sekali makan.
Saat segala sesuatunya gagal: Makan. ~Amber(page 168)
Kini Amber terdampar di sebuah kuburan tua. Harusnya sekarang ia ada di rumah Jessica Bradley, teman baik si cewek Populer, Leah Montgomery. Tapi dia malah tersesat dan dijamin ia akan terlambat datang ke pesta di rumah Jessica itu. Oh ya, sebenarnya ia tidak peduli pada pesta. Hanya saja ia sekarang sedang mengantar Trinidad ke sana. Yah.. hitung-hitung pengalaman baru untuk datang ke pesta. Tidak ada yang salah dengan pengalaman baru, bukan?
Tapi, tersesat bukanlah masalah baru. Tersesat di kuburan tua seperti ini membuatnya cemas. Apalagi saat ia mencoba menelpon seseorang dan ternyata tidak ada sinyal di sana. Sinyal sialan itu baru mau muncul saat dia berada di pintu gerbang kuburan. Tapi, sinyal terkuat tentu saja di dalam kuburan, atau di atas gerbang.
Amber berusaha menaiki gerbang, tapi yang ada malah handphone itu terlempar jauh ke dalam kuburan yang gerbangnya terkunci. Okay, kalau saja dia adalah seorang Jessica atau Leah, dia tidak perlu memusingkan handphone yang terjatuh ke wilayah kuburan. Tapi, dia bukanlah dua putri bangsawan itu. Handphone itu milik ibunya! Tahu sendiri kondisi keluarga Amber bagaimana.
Ia lalu memanjat gerbang itu dan terperosok ke wilayah itu.. dan pingsan. Tapi kemudian dia bangun dengan badan dipenuhi bekas merah yang gatal karena daun jelatang. Akhirnya ia mendapatkan sinyal! Amber ini gigih sekali! Trinidad yang menunggu di dalam mobil hanya menatap Amber tak percaya dan menganggap Amber benar-benar anak yang baik.
Amber menelepon Dustin dan akhirnya ia bisa keluar dari tempat mengerikan itu.
Tapi suasana di pesta Jessica lebih mengerikan lagi. Dengan penampilan yang sudah berantakan dan lengan dipenuhi rasa gatal karena daun jelatang, ia merasa dirinya tidak pantas berada di sana. Beruntung dia bertemu Eli Rockingham. Laki-laki yang baik, satu-satunya yang mau berbicara dengannya dan menemaninya ngobrol tentang cokelat. Dan Amber rasa laki-laki itu baik. Ia rasa ia mulai menyukainya. Tapi kemudian Eli permisi untuk pergi dan dia sendiri lagi.
Saat ia hendak menyusul Trinidad yang tadi dibawa oleh Jessica, ia sempat menguping pembicaraan Jessica dan gengnya. Meskipun Trinidad membela Amber, tapi Jessica dan gengnya menjelek-jelekkan ia lebih parah lagi. Amber tidak tahan. Ia menemui mereka, dan.. tentu saja mereka terkejut. Amber tidak habis pikir harinya buruk sekali. Padahal sebelum ke pesta ini, dia sudah mengucapkan mantra keberuntungannya yang hanya diketahui oleh Grammy Greta tersayang dan Alyce.
Amber pulang dengan perasaan kesal, marah. Dia tidak percaya dirinya sebegitu tidak diharapkan di sekolah itu. Saat dia sampai di depan rumahnya, ia hanya bisa terduduk dalam mobil. Sampai sebuah truk surat lewat. Sheila, si pengantar surat, tersenyum senang padanya dan membawakan surat untuk Amber. Amber menuju ke belakang truk, mengahampiri Sheila dan membaca surat untuknya. Oh Tuhaaaan.. itu surat beasiswanya! Akhirnya ia mendapat beasiswa! Amber sangat senang!
Tapi, kenyataan berkata lain. Tiba-tiba saja, truk surat yang soak itu mundur dan.. Amber tidak sadarkan diri.
Amber terbangun dan menemukan dirinya berada di tempat aneh. Tapi kemudian dia senang karena di sana ada Grammy Greta (yang tentu saja sudah meninggal) dan anjing kesayangannya, COla (yang sudah mati pula). Di sana, ia dijelaskan Grammy mengenai kondisinya. Ini belum saatnya Amber untuk meninggal. Dengan berbekal petunjuk Grammy, dia kembali ke dunia meskipun sebenarnya ia masih ingin bersama Grammy dan anjingnya. Sampai di persimpangan, ia bingung hendak belok kemana. Ia pun belok kanan..
Akan tetapi, saat ia bangun, rasa sakit yang dirasakannya begitu luar biasa. Dia merasa tubuh ini terlalu kurus untuk ukuran seorang Amber. Saat ia memastikan tidak ada kerusakan (tidak mungkin kerusakan karena tubuhnya terasa lebih lembut dan cantik dari biasanya) dan keanehan lain yang terjadi pada tubuhnya, ia mengambil cermin dan seketika ia berteriak!
Manusia di dalam cermin itu Leah Montgomery!
Aku berbisik di dalam kegelapan
begitu pelan hingga tak ada yang bisa mendengarnya,
bahkan diriku sendiri.
Ketika aku mengeraskan suaraku,
terdengar gema yang sumbang
sehingga aku tidak lagi mengenali diriku.
Aku
Tidak
Nyata
~Leah (page 354)
Akhirnya...
Berdiri
Tersenyum
Berdusta
Menangis
Selesai.
~Leah (page 358)
Bagaimana nasib Amber selanjutnya? Apakah ia akan senang berada di dalam tubuh seseorang yang sangat dibenci sekaligus dikaguminya itu? Atau mungkin ia merindukan kehidupan lamanya dan berjuang untuk kembali ke tubuhnya sendiri? Bagaimana pun, Amber baru saja mendapatkan beasiswa yang sudah lama diimpikannya dan ia punya mimpi untuk menjadi seorang agen pertunjukan yang sukses!
Merindukan orang-orang yang kamu cintai, jauh lebih menyakitkan dari sakit secara fisik. ~Amber(page 208)
Perjuangan Amber nantinya tidak mudah. Ia masih harus berhadapan dengan para Penghuni Kegelapan yang akan mengisap energi, ibu Leah yang alkoholik, ayah Leah yang kurang ajar, dan adik Leah yang nakal dan terobsesi pada pencurian. Belum lagi ia dikurung karena orang-orang kira, Leah Montgomery (Amber Borden atau dirinya yang sekarang) akan mencoba untuk bunuh diri lagi dan dia diancam dimasukkan ke rumah sakit jiwa (resor DeHaven hanyalah alibi!) kalau tidak mau menurut. Ah ya, ditambah dengan misteri keinginan Leah untuk bunuh diri. Benar-benar sebuah mimpi buruk yang terlalu nyata!
***
At first, I promised that I won't read any novel these two weeks because of shit assignments. But then, I betrayed my own promise and read this novel 'till 1 a.m. this early morning! *it makes me realize that I can't live without reading!* :D
I'm so crazy because of this novel 'till now! I even didn't feel asleep whenever read this! Dead Girl Walking was totally taking my attention. This novel mixed my emotion so damn well! I can't even remember how I my expression at that time was. I just feel amazed!
Amber Borden is of course one of my favorite character since she is a strong girl with high intention and perseverance. I love her craziness about all of her 10 books for soul, although actually those book aren't exist. But still, I want those books are truly published!
My second favorite is Eli Rockingham. He's a nice guy ever. He's smart and sweet. Better than his older brother, Chad Jr (Leah's boyfriend). I love it when he's talking about chocolate with Amber and they give unique names for those chocolate. Unfortunately, their relationship is not built well in this novel. :(
I want their chemistry and relationship are getting well in the sequel!
One thing that makes this novel amazing is.. it has unexpected and unique ending. I love it and can't wait reading the sequel. It's unquestionable if I give 4.7 stars for this novel! :)
No comments:
Post a Comment