Judul : Ti Amo, Tia Amoria
Penulis : Karla M. Nashar
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2011
Halaman : 344
ISBN : 978-979-22-7409-7
Tia Amoria, wanita menarik dan sederhana dengan kecantikan alami. Sejak lama, ia memutuskan untuk mematri rapat hatinya. Ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak jatuh cinta pada pria manapun. Kini, ia menjadi orang tua tunggal bagi Alila. Anak kecil yang mampu membuat siapa pun nyaman berada di dekatnya itu adalah satu-satunya keluarga Tia yang tertinggal.
"Namanya Marco Dante dan hatinya masih luka teramat dalam."
(page 9)
(page 9)
Marco Dante, seorang pria blasteran Inggris-Italia, juga memiliki janji yang sama seperti Tia. Sejak dua tahun lalu ia berhasil steril dari wanita manapun. Dengan mata azure yang mengagungkan wanita, tak ayal banyak wanita yang terpesona saat melihat langsung ke mata menawan itu. Untungnya, Marco selalu menggunakan kacamata #fiuuh. Aku pun ingin tahu seberapa tampan Marco Dante itu. Kira-kira, artis holiwut mana ya yang ketampanannya bisa di mix biar jadi Marco Dante? Mhihihi.
Pertemuan mereka bisa dibilang bukan pertemuan yang meninggalkan kesan indah, apalagi romantis. Sejak pertemuan pertama, Tia ngeri pada Marco. Terlebih Alila menyukai Marco. Ia takut Marco membawa pengaruh buruk bagi Alila. Tia semakin ngeri sejak mengetahui Marco itu ternyata tetangga yang tinggal di unit atas di Frangie. Sedangkan Marco, sejak pertemuan pertama yang mengerikan itu, ia merasa serba salah ketika tidak sengaja bertemu Tia. Dia berusaha untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi. Padahal, sejak dua tahun yang lalu, ia tidak pernah peduli pada apa yang dipikirkan orang lain padanya. Tapi, kali ini berbeda. Ia mulai peduli pada sosok Tia Amoria, terlebih pada Alila yang lucu dan menggemaskan.
Semua perasaan benci dan alergi Tia terhadap Marco mulai menghilang saat suatu hari ia tak sengaja melihat langsung ke dalam sepasang mata azure itu. Ditambah lagi sikapnya yang baik terhadap Alila. Tapi, bukan rasa senang yang ia rasakan, melainkan rasa takut. Takut karena ia masih dibayangi masa lalu. Marco sendiri merasa nyaman dengan kehadiran Tia dan Alila. Dia tidak tahu kenapa, tapi yang jelas senyum Marco Dante perlahan mulai naik ke permukaan sejak bertemu dengan mereka.
Bila kita mencintai seseorang dengan tulus, seharusnya waktu dan jarak tidak lagi menjadi sesuatu yang memberatkan. Mencintai seseorang itu berarti membawa sosoknya di hati kita setiap waktu. Ia melebur menjadi bagian diri kita. Satu hati, satu detak jantung.
Mampukah mereka meredam masa lalu dan melihat ke depan? Ada janji yang perlu dipertanyakan kembali. Ada sekelumit rahasia masa lalu yang enggan untuk disingkap. Dan ada persaaan cinta namun didominasi oleh takut yang menyelimuti benak Tia Amoria.
***
One thing which makes this novel being my favorite is.. because this novel is officially given by the author. Mungkin bagi sebagian orang, momen ini biasa saja. Tapi bagiku, si pemuja buku, ini merupakan momen terindah di bulan Maret kemarin karena si pencipta buku memberiku hadiah. Trims, mbak Karla. :)
Sejak menelusuri bab-bab awal, aku tidak mau melepaskan mata barang sejenak untuk berhenti membaca. Otakku berkata sesaat setelah bab yang dibaca mulai berakhir, satu bab lagi aja. Tapi, begitu bab berikutnya terbaca, kalimat tersebut mengalami perulangan otomatis. Seperti aku yang jatuh cinta pada Bellamore, aku juga jatuh cinta pada novel mbak Karla yang satu ini. Sekali lagi ia berhasil membut emosiku naik turun. Perasaaan geregetan di scene yang ini dan yang itu. Ada kalanya tertawa atau terenyuh di setiap scene yang menyangkut Alila. Rasanya ingiiiiiin sekali mencubit pipinya dan menggigit tangan mungilnya yang gemuk. Dan sumpah! Pertemuan Tia Amoria dan Marco Dante membuatku tertawa geli. Dan yang ngebuat aku geregetan setengah mati itu bab-bab setelah Tia mengetahui masa lalu Marco Dante. Disanalah emosiku turun-naik jadi satu.
Aku menyayangkan ada banyak typo yang mungkin tidak dihiraukan oleh sebagian orang, tapi bagiku itu mengganggu. Ada kata yang berulang-ulang, ada huruf yang kurang, ada penempatan kata yang salah, dst. Tapi, itu tidak membuat kecintaanku pada novel ini berkurang. Palingan cuman bikin mata bingung aja (?). Last but not least, you get 4 stars out of 5 stars from me.. Ti Amo, Tia Amoria! :D
No comments:
Post a Comment