Saturday 9 November 2013

[REVIEW] Dead Girl Dancing

Aku tak percaya, aku berada di tubuh yang salah—lagi! Kata Grammy Greta—nenekku yang mempunyai tugas penting sebagai Pembimbing Orang Mati Suri—, aku punya bakat dalam menolong orang dan aku bisa menjadi Penghuni Sementara yang baik. Aku tidak mengira dia akan mengubahku menjadi orang lain secepat ini—apalagi untuk masuk ke tubuh kakak pacarku, Sharayah. (hal. 7)

Judul: Dead Girl Dancing
Seri: Dead Girl #2
Penulis: Linda Joy Singleton
Penerjemah: Maria Susanto
Penerbit: Atria
Tahun: 2012 (first published 2009)
Halaman: 352
ISBN: 978-979-024-383-5
Harga: Rp49.000,-
I rate it 3/5 stars


Masih ingat Amber Borden? Seorang cewek yang terobsesi menjadi seorang agen pertunjukan, hobi membaca dan mengutip istilah dalam buku-buku pengembangan diri miliknya, memiliki ketergantungan terhadap makanan (terutama cokelat), baru saja menerima beasiswa, namun sayangnya.. seperti yang kalian ketahui di buku pertama, ia lalu kecelakaan dan mendapati bahwa kemudian jiwanya bukan kembali ke tubuhnya sendiri, melainkan ke tubuh cewek populer di SMA Halsey, yaitu Leah Montgomery.

Itu adalah pengalaman pertama Amber sebagai seorang Penghuni Sementara—tinggal dalam tubuh sang pemilik Jiwa Asli selagi si Jiwa Asli beristirahat dari krisis kehidupan yang sedang dialaminya dan mengikuti rencana yang ingin dilakukan oleh Jiwa Asli. Setelah menjadi Leah, kini ia tidak menjadi dirinya sendiri (lagi) dan gagal untuk pergi kencan dengan pacarnya, seorang cowok baik dan manis bernama Eli Rockingham. Ia lagi-lagi menjadi seorang Penghuni Sementara. Parahnya, kini ia berada dalam tubuh Sharayah Rockingham, kakak perempuan Eli yang tinggal di sebuah asrama di San Jose dan tidak berhubungan baik dengan keluarga Rockingham.

Apa yang akan dilakukan Amber ketika mendapati kenyataan bahwa ia terjebak dalam tubuh kakak pacarnya?

Ketika aku sudah menjadi diriku sendiri lagi, aku tetap terlihat sama, tapi dalam hati aku sudah berubah. (hal. 253)

Titel "Menjadi Kakak Pacarku" merupakan daya tarik yang pertama kali aku dapat dari buku ini. Yang ada dalam pikiranku ketika membaca tiga kata tersebut adalah: wah, seru nih, pasti si Amber bakal galau banget deh pas tahu dia ada di dalam tubuh kakak pacarnya. Lah, gimana mereka mau pacaran coba kalau statusnya 'saudara' begitu? :O Dan memang benar, Amber galau banget. Jalan bersisian dengan Eli dalam jarak aman, nggak berani nyentuh Eli, dan sesekali pikiran belum-pernah-ciuman-sama-Eli mengganggunya tapi pikiran itu ia tepis jauh-jauh. Eli juga merasa aneh bicara sama Amber yang berada di dalam tubuh Sharayah, kakaknya yang udah lama nggak mau bicara maupun ketemuan sama keluarganya.

Pernah menjadi seorang Penghuni Sementara sebelumnya tidak berarti urusan Penghuni Sementara di dalam tubuh Sharayah kali ini terbilang mudah. Selain masalah status persaudaraan dengan Eli tadi, Amber mendapati bahwa menjadi seorang Sharayah penuh dengan ancaman. Dimulai dari sms yang ia terima dari seorang tak dikenal bertuliskan: AKU MENGAWASIMU. Cewek berambut merah yang melihatnya dengan mata ingin membunuh sesaat setelah ia muntah di parkiran. Sharayah yang dimusuhi banyak cewek karena ia memiliki rekor merebut-pacar-orang-lain. Trauma masa lalu oleh mantannya, Gabriel Deverau. Juga ancaman dari Penghuni Kegelapan saat Sharayah (atau kali ini Amber) liburan di Pantai Venice bersama dua sahabatnya, Mauve dan Sadie. Ada pula paksaan oleh Mauve agar dia mengikuti Kontes Kaus Basah. Dan jangan lupakan Warren, cowok asing yang mereka temui saat dalam perjalanan ke Pantai Venice, yang mengejar-ngejar Sharayah sejak bertemu dengannya. Singkat cerita, berada dalam tubuh cewek dewasa dan liar seperti Sharayah membuat Amber bingung harus bersikap bagaimana.

Siapakah dia dan mengapa dia menantang Sharayah? Jika ekspresi wajah bisa diberi judul, judul di wajahnya jelas terbaca, "Matilah dengan cara yang mengenaskan dan aku akan tertawa melihat penderitaanmu." (hal. 57)

Cukup seru mengikuti kisah Amber di Dead Girl Dancing, terkadang aku geli melihat tingkah Amber yang apa adanya, namun ada kalanya aku sebal saat Amber nggak secerdas di buku pertama. Bukan nggak cerdas sih, cuman terkesan agak ceroboh. Mungkin karena dia menyesuaikan diri sama karakternya Sharayah kali ya, makanya Amber yang satu ini tidak seperti Amber yang aku kenal di Dead Girl Walking. Satu-satunya hal yang paling mengingatkanku akan Amber yang lama adalah dia masih mengutip kata-kata di buku pengembangan diri yang pernah dibacanya.

Hubungan Amber dengan Eli di Dead Girl Dancing sudah bisa ditebak, cukup rumit karena tubuh yang didiami Amber sekarang adalah tubuh kakaknya Eli. Tapi bukan berarti nggak ada perkembangan. Mereka tambah dekat satu sama lain. Orang pertama yang dihubungi Amber saat tahu kalau dia berada dalam tubuh Sharayah adalah Eli. Dan orang yang rela datang jauh-jauh untuk membantu Amber/Sharayah adalah Eli (lagi). Yak, kelihatannya hubungan mereka ada perkembangan di sini, tapi well.. aku ngerasa chemistry mereka belum bisa dikasih jempol. :p

Hal-hal yang membuatku menyukai buku ini sekaligus membencinya adalah penulisan Singleton (iya, manggilnya Singleton aja, kalau Linda nanti malah rancu: ini Linda yang penulis buku atau yang nulis review? gitu. ._.). Suka sama buku ini karena tulisan Singleton yang mengalir namun dengan apik bisa menyembunyikan twist yang membuatku kaget, kemudian merasa bodoh karena berhasil dibohongi. Sedangkan bagian membencinya adalah karena tiap akhir kalimat di tiap bab itu bikin penasaran dan nggak bisa berhenti baca. See? Yang begini ini terkadang memang mengesalkan (dalam artian positif).

If you really want to know, tadinya aku ingin memberi 4 bintang, tapi karena ada beberapa hal yang mengganjal, makanya aku mengurangi rating. Kalau benar-benar pengin tahu alasannya, silahkan mampir ke review Goodreads yang ada spoiler-nya (lebih milih Goodreads karena spoiler di Goodreads paling aman untuk disembunyiin :D). Tadinya pengin nulis alasan-alasan yang membuatku mengurangi rating itu di sini, tapi karena sepertinya alasan-alasan itu spoiler akut, makanya aku sembunyiin di Goodreads aja. Aku baik, kan? :p

Salah satu seri supranatural yang layak diikuti. Cocok dibaca oleh remaja ke atas. Anak kecil nggak boleh baca karena tingkah beberapa teman Sharayah di sini keterlaluan parahnya. x)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...