Saturday, 31 December 2016

My Wishlist in 2017 & Top Choice 2016 #PosBarDesember

Mari kita abaikan dulu kenyataan kalau sudah setengah tahun lamanya aku bolos nge-blog, dan kalau tadi sempat pusing karena tampilan dasbor blogger udah berubah.. -_- *ya siapa suruh bolos berbulan-bulan?*

Nah, setelah melupakan dosa tadi, izinkan aku mengucap hamdalah karena ternyata aku masih punya niat untuk menulis postingan baru di tengah-tengah kesibukan membuat kue bolu dan menyetrika baju yang seabrek-abrek. Postingan ini memang tidak cukup untuk membayar kekosongan yang telah dirasakan blog kesayanganku ini selama berbulan-bulan, tapi tetap saja aku merasa harus ikutan postbar Desember—selain karena blog ini butuh pembaruan, aku juga kangen nulis! Iya, aku kangeeeeen. Jadi, tolong maklumi kalau prolog postingan ini sangat bertele-tele—karena aku memang kangen berat! Kemana aja sih aku selama ini?! Apa kabarmuuu, blog mungilkuuu? Maaf karena telah menelantarkanmuuu.. 😭

Oke selesai sudah sesi kangen-kangenan sama blog-ku, sekarang saatnya memulai inti dari postingan ini. 😁

Di tahun 2017 nanti, aku akan mencoba menamatkan beberapa serial yang sudah kukumpulkan di tahun 2016. Nah, ketahuan kan.. iya kerjaanku ngumpulin buku serial doang, dibaca kagak! Selain menamatkan beberapa serial, ada beberapa buku yang menjadi incaranku—bukan wishlist di gutrits yang sampe 300an itu ya, tapi yang PALING pengin kubeli, atau kalau malah ada yang ngasih juga nggak apa-apa. 😉

Sunday, 24 July 2016

[REVIEW] Mencarimu

Maka disinilah aku kini. Sedang megusik ibu, juga sedang berusaha menguak tabir gelap yang selama ini mungkin dianggap sebagai pengaman. Ibu tidak boleh lupa dalam diriku juga mengalir jenis darah yang lain. Yaitu, darah lelaki yang sedang kuburu ini. —Matahari (hal. 4)

Judul: Mencarimu
Penulis: Retni S.B.
Penerbit: Bentang
Tahun Terbit: 2014
Halaman: 298
ISBN: 978-602-291-024-4
I rate it 4/5 stars

Sejak mengetahui kalau Irsal Mahangka adalah masa lalu kelam ibunya yang menyebabkan ia terlahir di bumi, Matahari nekad pergi ke Jakarta. Matahari sengaja bekerja di bidang dan kantor yang sama dengan ayah biologisnya, Jelajah, agar bisa memberi pelajaran kepada orang yang telah membuat ibunya mati rasa dan tak pernah mau membuka hati untuk pria lain.

Namun, tujuan Matahari bekerja di Jelajah ternyata membuahkan hasil lain. Ia bertemu Rakho, atasan yang membuat ia jatuh hati, dan Owan, seorang sahabat baik yang asyik untuk diajak berbagi cerita, yang merupakan sahabat Rakho juga. Tanpa sengaja mereka bertiga telah menjadi sahabat baik meski belum kenal lama. Bahkan mereka bertiga asyik travelling bersama, sampai-sampai Matahari hampir lupa sedang mencari Irsal, apalagi saat Rakho terang-terangan mengajak ia jadian.

Hingga suatu hari, Rakho memperkenalkan Matahari kepada ayahnya yang kebetulan sedang travelling di tempat yang sama. Hancurlah hati Matahari ketika diperkenalkan kepada ayah Rakho, yang ternyata adalah Irsal Mahangka, ayah biologisnya yang selama ini ia cari-cari.

Bagaimana sikap Matahari terhadap Rakho, pacarnya, yang ternyata adalah saudara sedarahnya? Sanggupkah Matahari dan Rakho mengganti percik cinta mereka menjadi bentuk cinta yang lain?

Tuesday, 31 May 2016

[REVIEW] Purple Eyes

"Apakah bumi memang seburuk itu? Semuanya hobi sekali mati, akhir-akhir ini." —Hades (hal. 10)

Judul: Purple Eyes
Penulis: Prisca Primasari
Desain Sampul: Chyntia Yanetha
Penerbit: Inari
Tahun Terbit: 2016
Halaman: 144
ISBN: 978-602-74322-0-8
I rate it 4/5 stars

Hades—atau sering dikenal sebagai Dewa Kematian—merasa bosan. Belakangan ini, calon mantan-manusia yang sekarat lebih memilih untuk mati daripada kembali hidup ke dunia. Kebanyakan dari mereka adalah manusia yang mati dengan cara tak wajar: diambil levernya. Begitu pun dengan calon mantan-manusia yang datang hari itu. Pemuda rupawan bermata biru gelap cenderung ungu tersebut juga lebih memilih untuk mati—dan omong-omong, juga diambil levernya.

Entah apa yang sebenarnya terjadi di bumi. Lyre, asisten Hades, menganggap hal itu ganjal dan menyarankan Hades untuk turun ke bumi sebelum ada korban lagi. Namun, sebelum ada perintah, Hades tidak akan ke sana. Sampai sebulan kemudian turun perintah untuk Hades, lalu Hades turun ke bumi bersama dengan Lyre. Kali ini tujuan mereka adalah Trondheim, Norwegia, mengunjungi rumah salah satu korban.

Ivarr Amundsen, keluarga korban yang mereka kunjungi, mirip dengan pemuda rupawan yang baru-baru ini mengunjungi tempat Hades: sama-sama bermata biru gelap namun cenderung ungu. Namun, Ivarr seperti patung lilin, tidak pernah menunjukkan ekspresi apa pun. Mati rasa. Tujuan Hades—atau selama di bumi dipanggil Halstein—dan Lyre—atau kita panggil saja Solveig—adalah membuat Ivarr kembali merasa, sebelum akhirnya mengincar pelaku pembunuh sesungguhnya.

Berhasilkah mereka—atau tepatnya Solveig—membuat pemuda patung lilin itu kembali merasa? Dan apa tepatnya rencana Halstein untuk mengakhiri pembunuhan keji itu sampai melibatkan Ivarr?

Friday, 29 April 2016

[REVIEW] James and the Giant Peach #PosBarApril #BBIChildrenBooks

"... Whoever they meet first, be it bug, insect, animal, or tree, that will be the one who gets the full power of their magic! So hold the bag tight! Don't tear the paper! Off you go! Hurry up! Don't wait! Now's the time! Hurry!"

Judul: James and the Giant Peach
Penulis: Roald Dahl
Ilustrasi: Quentin Blake
Penerbit: Penguin Group US
Tahun Terbit: 2007 (first published 1961)
Halaman: 116
ISBN: 978-0-14-192987-3
I rate it 4/5 stars

Tadinya, bocah bernama James Henry Trotter hidup bahagia. Sampai suatu hari orangtuanya dimakan oleh badak yang melarikan diri dari kebun binatang saat mereka sedang jalan-jalan di London.

Hidup James pun langsung berubah 180 derajat. Ia tinggal bersama dua bibinya yang kejam, Bibi Sponge yang gempal dan Bibi Spiker yang kurus ceking, jauh di atas bukit. Di sana, ia tak lagi bisa bermain dengan anak-anak seusianya. Di sana, ia mengerjakan berbagai pekerjaan yang seharusnya tak dikerjakan oleh anak sekecil itu. James selalu diperlakukan seperti budak oleh kedua bibinya yang jahat.

Hingga kemudian datanglah seorang tua entah darimana, menghampiri James yang baru saja jadi sasaran bibinya, menangis di balik semak. Orang tua itu memberikan James sekantong batuan kecil hijau berkilauan seperti kristal, batuan yang hidup. Itu bukanlah benda kecil biasa, melainkan benda kecil ajaib yang akan mengubah hidup James.

Tuesday, 26 April 2016

[Top Ten Tuesday] Bookworm Delights

a weekly meme by The Broke and the Bookish
(I forgot that it's no longer ".com" but ".co.id", sorry >.<)

This Tuesday's topic is pretty interesting for me: it's time for telling the world the happiest time between me and my beloved one books!

RAIN AND BOOK AND HOT BEVERAGE? PERFECT!
I usually read in perfect silence, no music, not even my sisters brother babbling about things—well, I have to spare times for mommy daddy talks tho, unless my books will be their victims. :" But the sound of the rain is an exception. Whenever I read, and the day was so gloomy it was about to rain, my heart began to sink into happiness as I was ready to welcome the rain with book and hot milk tea.

"SAY CHEEEEESE!"
Even if I'm not a good photographer, I always found photographing session with books is entertaining! Believe me I can spend hours taking photos then staring and editing the result of the photos although most of the photos won't be uploaded.

SNIFF SNIFF~
No bookworms are able to resist the smell of book, whether it's new or old, they have their own lovely smells. That moment when you enter the bookstore.. and that moment when you open your bookshelves.. oh I love the smell of book more than my perfume! Perfume makes me sneeze. .-.

Friday, 22 April 2016

[REVIEW] Dil3ma

"Saat yang tepat untuk...? Untuk mutusin gimana perasaan lo sebenarnya? Memangnya sekarang bukan saat yang tepat? Kalau gitu kapan dong? Apa kriteria hari yang tepat? Perlu pertimbangan apa lagi? Nggak tahu, kan? Sama, gue juga, Na. Gue juga lagi menunggu saat yang tepat." (hal. 178)

Judul: Dil3ma
Penulis: Mia Arsjad
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: 2009
Halaman: 336
ISBN: 978-979-22-5017-6
I rate it 3/5 stars

BROKEN LADIES merupakan chat-room yang telah mempertemukan tiga cewek di buku ini. Awalnya sih mereka bertiga cuman ngobrol karena sama-sama merasa bermasalah sama cowok. Tapi kemudian mereka jadi sahabat dekat, yang sampai sekarang masih saja dilema tentang persoalan yang sama.

Lura, cewek cantik blasteran yang bekerja sebagai pramugari. Penyakit: punya dendam kesumat sama cowok tukang selingkuh. Penyebab: ibunya ditinggal ayahnya yang brengsek. Lura bersumpah bakal membasmi semua cowok yang bangga banget bisa selingkuhin pacarnya. Dan gara-gara sejarah kelam ibunya itu, Lura susah mau percaya sama cowok, meski dalam hati dia sayang banget sama Robi, cowok yang benar-benar tulus mencintai Lura.

Nania, cewek penggemar rally yang bertampang pas-pasan, anak konglomerat, pemegang salah satu perusahaan majalah ternama. Penyakit: nggak pernah bisa bilang putus ke pacarnya, Reva, yang selaluuu aja minta bayarin ini itu dan ngehina fisik Nania yang pas-pasan. Kenapa nggak bisa bilang putus kalau tingkahnya begitu? Nania takut menjomblo seumur hidup!

Mala, cewek cantik berambut indah (di deskripsinya gitu, entah indah yang gimana, mungkin kayak di iklan sunsilk .-.) yang bekerja sebagai sekretaris. Penyakit: terlanjur cinta sama bosnya, Mas Sis, yang sudah berkeluarga. Mau berenti? Lah, gimana mau berenti kalau udah cinta sampe ke ulu hati, mana si bos janji mau cerai lalu nikahin Mala pula! Janjimu itu, Maz.. (mana janji manizmuuuu~ mencintaikuuu sampai matiii~) :')))

Tuesday, 19 April 2016

[Top Ten Tuesday] Books That Will Make You Laugh or At Least Chuckle

a weekly meme by The Broke and the Bookish
(i know this pict doesn't have any relation with book. sorry not sorry, i love them. :p)

The topic for this Tuesday is "books that will make you laugh". The definition of funny is different for people, so I'm not really sure if these books will make you laugh as hard as I did. And since most of the books are in Bahasa, instead of using English I'll use Bahasa in this Top Ten Tuesday.

Monday, 18 April 2016

[REVIEW] My True Love Gave to Me: Twelve Holiday Stories

I am worried about being in love, because it involves asking so much. —David Levithan, Your Temporary Santa

Title: My True Love Gave to Me: Twelve Holiday Stories
Author: Varies
Edited by: Stephanie Perkins
Publisher: St. Martin's Griffin
Publishing Year: 2014
Number of Pages: 336
ISBN: 978-146-6863-89-7
I rate it 3.5/5 stars

One thing I love about short story written by various authors is that I can meet so many authors without having a long time reading their two-hundred-pages-or-so books. (Yes, I am that lazy, sorry~) x) But it is not really a reference point whether I would read their other books later. It is not fair, because who knows the authors were not in their writing-state whenever they wrote that story, right?

I have met several authors in this book, say Ally Carter with her Gallagher Girls series, Gayle Forman with her If I Stay series, Jenny Han with her To All the Boys I've Loved Before (which I love so much!), David Levithan with his Every Day, Stephanie Perkins with her Anna and the French Kiss, Rainbow Rowell with her Eleanor & Park, and Kiersten White with her The Chaos of Stars (this one I've just read last month and I loved it too!), though I didn't review all of them here. :p I love their previous books, and that's one of the reason I expected so much when they contributed in this short story.

But the thing about expect-something-too-much is often left us with disappointment. x) This happened to me when I read David Levithan's in this book with his Your Temporary Santa. I still love the way he wrote the stories here, but the problem is I didn't get the chemistry between the narrator and Connor. Probably because they were gay and I am honestly new in this genre. :"

Wednesday, 13 April 2016

Happy 5th Birthday, BBI!


HAPPY BIRTHDAY, BEBI!!!

Halo, Bebiku tersayang.. :*
Akhirnya dikau berumur lima tahun! Ciyeee.. yang bentar lagi masuk TK. (???) xD

First, I'm so sorry for not joining your big party (padahal seru bangeeet). ;_; Maafkan aku, Bebi, aku pengin banget ikutan tapi apa daya takdir tidak mengizinkanku menghadiri pestamu. Dua hari kemarin aku sibuk bolak-balik wc, perut beneran lagi nggak enak banget (entah akibat salah makan atau kebanyakan makan di kondangan), gimana mau konsentrasi buat postingan. :'(

Tapi tenang saja, Bebi, aku nggak lupa mendoakanmu kok. ;)

Aku bahagia melihat Bebi sekarang udah gede dan punya lebih banyak temen, dari bermacam-macam provinsi pula! Bebi tambah gaul ih! ^^ Semoga di tahun-tahun mendatang, Bebi punya lebih banyak temen lagi ya biar ngobrolin bukunya lebih double asyik dan ramenya. Oh ya, Bebi, jangan ngambek gitu dong kalau aku nggak dateng ke pestamu yang super duper asyik dan kreatif ini. Lain kali kalo Bebi ngadain acara asyik lagi, aku usahain buat ikutan deh. Cup cup Bebi, sini kupeluk secara virtual dulu. {}

Last, have a nice party, Bebi!

With love,
Linda :*

ps: banner-nya kupake nggak apa-apa kan ya meski aku nggak ikut party? :')

Thursday, 31 March 2016

[REVIEW] Jane Eyre #PosBarMaret #BBILagiBaca

Ah.. finally ikutan posbar BBI juga setelah lama bolos. Bulan ini posbarnya bertemakan #BBILagiBaca, tema yang agak beda dibanding tema yang sebelumnya karena di sini, mulai 14 Maret, kita harus men-tweet tentang satu buku yang kita baca di bulan Maret. Well.. I picked Jane Eyre mumpung lagi kerasukan setan klasik. (?)

Aku sudah me-review sekilas tentang Jane Eyre di Twitter, berikut beberapa screenshots-nya. Silahkan di-klik untuk memperbesar gambar.

link twitter here.

Maafkan tweet-ku yang kurang menarik, soalnya aku paling bingung kalo disuruh nge-tweet tentang buku atau film, space-nya terbatas bangeeet! Rasanya kurang greget kalo harus disambung ke tweet berikutnya. Yang baca tweet (kalau pun ada) juga jadi kurang puas dan kemungkinan besar bakal merasa review yang kuberikan di tweet kurang ngena (yang emang kurang ngena banget).

Anyway, setelah beberapa hari ikutan posbar, aku kebetulan ngobrol sama Teh Peni, ya ngobrolin soal posbar ini sih. Dari obrolan itu aku baru tahu kalau sehari cuman boleh nge-tweet maksimal 5 kali tentang buku itu. Aku langsung..... errrr.. xD Itu pas tanggal 14 aku langsung ngoceh kayak tronton entah sampe berapa tweet. Maafkan akuuuuh~ hahahah.

Baiklah, move-on dari Twitter, saatnya kutulis review Jane Eyre versi lengkap.

Selamat menikmati.. ^^
(berasa kayak ucapan yang biasa ditulis di nasi kotak) -_-

***

Friday, 25 March 2016

[REVIEW] The Chaos of Stars

My parents brought me into the world to die. They didn't love me enough to keep me forever—they didn't even pretend like they did. My entire childhood of warmth and love was drawing in the sand—impermanent and fragile and gone in the breath of wind. 
Just like me.

Title: The Chaos of Stars
Author: Kiersten White
Publisher: HarperTeen
Publishing Year: 2013
Number of Pages: 304
ISBN: 978-006-2135-88-9
I rate it 4/5 stars

Isadora was a daughter of Isis—Goddess of Motherhood, Magic, and Fertility— and Osiris—God of the Underworld and Afterlife—, but she was no goddess like her mother other than a normal teenage girl who trapped in Egypt inside her family's temple, as she has always been. Knowing that she was mortal unlike her parents, she started to think that she was born just to worship her parents so that they remained in their immortality. And the thought of that made her hate her parents to the point she wanted to runaway from them forever.

Her wish suddenly became so possible when her mother who always took bad dream as a reminder, decided to send Isadora away from Egypt. For the good of Isadora, she said. Isadora then lived with her brother, Sirus, in San Diego, where she thought things would turn out just right as she expected them to be.

But Isadora's wrong. Not only because Sirus turned out to be silently married and that his wife was pregnant, but also the job thing in the museum her mother told her to do through Sirus couldn't do her sickness for ancient mythology thing she tried to escape. Her expected free-life-from-her mother's-hand was faraway from her grips. Things couldn't get more complicated when suddenly an intruder tried to stole something that connected to her family. And that her fear of falling in love into a guy named Ry with his crystal blue eyes added the stress of her new life in San Diego.

Saturday, 27 February 2016

[REVIEW] Bite-Sized Magic

"... Sir Callum O'France mencampur dua kepalan tepung dengan satu kepalan bubuk cokelat dan satu kepalan gula putih. Dia menambahkan satu batang mentega dengan dua telur ayam dan satu kepalan susu, satu cangkak-ek vanila, dan lolongan Hag o 'the Mist, yang bahkan mengalahkan gemuruh perut keroncongan para penduduk desa." — Cake Kelaparan, Apokrif Albatross.

Judul: Bite-Sized Magic
Serial: The Bliss Bakery #3
Penulis: Kathryn Littlewood
Penerjemah: @putronugroho
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun Terbit: Mei 2014
Halaman: 347
ISBN: 978-602-1306-00-0
I rate it 3/5 stars


Setelah memenangkan kompetisi memasak Gala des Gâteaux Grands, Rose mendadak menjadi bintang. Setiap pagi ada saja wartawan yang mengetuk-ngetuk pintu rumah mereka, memotret apa saja yang bisa dipotret, dan tentu saja keras-keras menanyakan ini-itu. Seolah itu belum cukup, banyak sekali surat-surat yang menawarkan kerja sama, contohnya dari Keegan Kake dan Katy Perry yang memesan roti buatan Rose.

Namun, bukan ketenaran itu yang menjadi masalah utama. Salah satu dari kumpulan surat itu merupakan surat dari pemerintah: surat larangan operasi untuk toko roti yang tidak memiliki seribu pegawai. Toko roti Bliss pun terpaksa ditutup. :(

Tutupnya toko roti keluarga Bliss membuat seluruh penduduk Calamity Falls menjadi versi buruk dari diri mereka. Tidak ada lagi roti-roti keluarga Bliss yang cocok untuk masalah mereka masing-masing. Melihat ini, keluarga Bliss memutuskan untuk mengantarkan kue gratis secara rahasia kepada penduduk Calamity Falls, setidaknya sampai mereka berhasil menemukan jalan keluar dari masalah penutupan toko.

Sayangnya, setelah pengiriman roti, Rose yang pergi mengantar roti sendiri dicegat oleh pria berotot yang menawarkannya kerja sama. Namun, setelah Rose setuju, ia malah dimasukkan ke dalam karung dan dibawa ke sebuah pabrik roti, yang ternyata adalah Mostess Snack Cake Corporation yang dipimpin oleh Tn. Butter yang serakah.

Wednesday, 24 February 2016

[REVIEW] Me Before You

"Oke.. baiklah.. berhubung kita akan bersama-sama untuk waktu lama, barangkali kita bisa saling mengenal. ... Barangkali kalau kau bisa memberitahukan sedikit padaku, apa yang ingin kau lakukan, apa yang kau sukai, supaya aku bisa... memastikan semuanya sesuai dengan yang kauinginkan?"
"Ini yang kutahu tentangmu, Miss Clark. Kata ibuku, kau pandai bicara. Bisakah kita sepakat? Kau tidak usah banyak bicara kalau sedang di dekatku?"
(hal. 72-73)

Judul: Me Before You
Penulis: Jojo Moyes
Penerjemah: Tanti Lesmana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2013 (first published 2012)
Halaman: 656
ISBN: 978-979-22-9577-1
I rate it 5/5 stars

Louisa Clark mau tak mau harus meninggalkan pekerjaan yang sangat disukainya di The Buttered Bun. Bukan karena dia tidak cukup baik dalam pekerjaannya, melainkan Frank harus menutup kedai kopi miliknya itu karena suatu hal. Lou pun harus rela bolak-balik datang ke Bursa Tenaga Kerja, menjalani pekerjaan yang sama sekali tidak cocok, sampai akhirnya ia ditawarkan menjadi perawat seorang penderita quadriplegia, Will Traynor.

Kecelakaan dua tahun lalu menyebabkan Will memiliki kelainan tulang belakang, yang menjadikan dirinya sebagai pasien quadriplegia: duduk di kursi roda, tidak bisa menggerakkan kaki dan sedikit sekali bisa menggerakkan tangannya, yang untungnya dia masih bisa merasakan sakit. Menjadi orang yang tidak lagi bisa melakukan apa-apa (bahkan mengganti posisi tidur pun tidak), ia depresi. Ditambah lagi dengan berita pernikahan mantan kekasih dengan sahabatnya, Alicia dan Rupert. Will berpikir bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaannya adalah dengan melakukan Dignitas.

Sanggupkah dalam kontrak enam bulan Lou merubah keputusan Will untuk mengakhiri hidupnya?

Saturday, 13 February 2016

[REVIEW] The Wind Leading to Love

"Suga-san, aku ada usul. Akan kutata ulang halaman rumah ini. Tapi sebagai imbalannya, maukah kau mengajariku musik klasik?" —Fukui Kimiko (hal. 41)

Judul: The Wind Leading to Love
Penulis: Ibuki Yuki
Penerjemah: Mohammad Ali
Penerbit: Penerbit Haru
Tahun: 2015
Halaman: 342
ISBN: 978-602-7742-47-5
I rate it 3/5 stars

Suga Tetsuji belakangan mengalami depresi karena hubungan rumah tangganya yang memburuk, yang berujung pada tidak bisa konsentrasi di tempat kerja, juga malam-malam panjang karena insomnia. Setelah ia dipaksa untuk mengambil cuti kerja, ia memutuskan untuk pergi sendirian ke Miwashi, desa kesayangan ibunya, dimana almarhum ibunya selalu menemukan kedamaian dan ketenangan. Ia bermaksud untuk tinggal di sana sebentar sebelum rumah itu benar-benar dijual nantinya. Rumah ibunya itu dinamakan Rumah Semenanjung, terletak tepat di atas bukit.

Setelah dua hari di sana, ia masih juga tidak memahami apa yang disukai ibunya dari tempat terpencil itu. Sampai ia bertemu dengan Fukui Kimiko di tengah perjalanan balik ke Miwashi setelah membeli bertumpuk-tumpuk makanan cepat saji. Saat itu Kimiko hendak menumpang pulang ke Miwashi.

Pertemuan itu bukan pertemuan terakhir mereka. Di salah satu malam insomnia, Tetsuji berjalan-jalan di sekitar pantai, yang tanpa disadari membuat ia ingin menenggelamkan dirinya di laut. Namun, Kimiko yang kebetulan lewat menyelamatkan dirinya yang sebenarnya masih ingin hidup.

Diawali dengan tumpangan ke Miwashi dan penyelamatan Tetsuji, pertemuan mereka semakin sering karena Kimiko yang tak sengaja melihat koleksi CD klasik milik ibu Tetsuji. Kimiko kemudian menawarkan kerja sama. Ia bersedia mengurus Rumah Semenanjung yang hendak dijual Tetsuji, asalkan Tetsuji mau mengajarkan musik klasik yang sudah lama ia cari itu padanya.

Namun, dibalik hubungan yang semakin dekat itu, masih ada keluarga Tetsuji yang retak, juga Kimiko yang masih dihantui masa lalu akan suami dan anaknya. Mampukah mereka berdua mengatasi rasa depresi dan kehilangan masing-masing?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...