Friday 31 May 2013

[REVIEW] Harry Potter and the Order of the Phoenix

"You don’t know what it’s like! You —neither of you—you’ve never had to face him, have you? You think it’s just memorizing a bunch of spells and throwing them at him, like you’re in class or something? The whole time you know there’s nothing between you and dying except your own —your own brain or guts or whatever— like you can think straight when you know you’re about a second from being murdered, or tortured, or watching your friends die —they’ve never taught us that in their classes, what it’s like to deal with things like that —and you two sit there acting like I’m a clever little boy to be standing here, alive, like Diggory was stupid, like he messed up —you just don’t get it, that could just as easily have been me, it would have been if Voldemort hadn’t needed me." —Harry

Harry Potter and the Order of the Phoenix
Series: Harry Potter #5
Author: J.K. Rowling
Published: 21st of June 2003
I rate it 5/5 stars

"Fools who wear their hearts proudly on their sleeves, who cannot control their emotions, who wallow in sad memories and allow themselves to be provoked this easily —weak people, in other words —they stand no chance against his powers! He will penetrate your mind with absurd ease, Potter!" —Snape

Oh yeah.. jangan heran kalau di buku kelima kita akan merasakan aura suram dimana-mana. Wajar.. Voldy yang keren udah kembali menghiasi dunia yang penuh hidung sejak insiden di graveyard Tom Riddle, dimana Harry menjadi saksi atas meninggalnya Cedric Diggory yang kini dan nanti akan hidup abadi sebagai Edward Cullen dikarenakan mantra abrakadabra-jadi-apa-prok-prok-prok (jadi vampir -_-). #STOP #STOPMikirinCullen

Yep. Kesuraman sekaligus keanehan diawali dengan adanya dua dementor yang tiba-tiba saja menyerang Harry Potter dan sepupu gendutnya, Big D a.k.a Dudley, di Little Whinging. Bayangin? Dementor keluar dari Azkaban? Oh, random pretty creatures, dementors. Mereka pasti kangen sama Harry. Selain dementor, belakangan Harry juga selalu dihantui mimpi-mimpi buruk. Ini bukan mimpi biasa, temaan. Harry seolah-olah menjadi 'sesuatu' di dalam mimpi itu. Mimpi yang selalu sama. Mimpi tentang koridor di Department of Mysteries. Ditambah lagi dengan bekas luka yang sakitnya nggak 'biasa'.

Belum cukup kesuraman-kesuraman tadi, seorang wanita serba pink tiba-tiba menjadi pengajar Defense Against the Dark Arts sebagai pengganti Professor Moody di Hogwarts. Yeah.. I know you love her so much.. Dolores Umbridge. Diiringi kesuraman-kesuraman tadi, kekacauan terjadi di dunia sihir. Kebanyakan anggota Ministry of Magic nggak percaya akan kenyataan kalau Voldemort's rising. Menuduh Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore gila. Menuduh Harry Potter sebagai plotter. Menuduh Harry sebagai anak yang berbohong demi mencari perhatian.

Bisa dibilang di buku ini everything's so complicated. Emosi para tokoh mulai greget, contoh nih, sifat arogan Harry yang menurut ilmu inheritance menurun dari James Potter itu mulai muncul. Harry menganggap he's the one who saved Hogwarts from Voldemort. He's the one who fought against Voldemort. He keeps thinking he's way better than Hermione nor Ron. Pemikiran itu muncul pas Dumbledore tiba-tiba nggak mau bicara sama dia. Pemikiran itu juga muncul karena rasa iri saat Hermione dan Ron dipilih sebagai prefect Gryffindor. Well.. dia masih mau ngobrol sama Hermione dan Ron, tapi dalam hati dia bersungut-sungut dan kesal. Dia malah heran, kok bisa-bisanya Dumbledore milih Ron sebagai prefect? You have to listen to me, Harry. Everybody deserves happiness! I know you're so depressed, but please, be happy when your friend is happy. Ron nggak pernah menjadi pusat perhatian sepertimu, kan? Biarlah sekarang Ron menjadi seorang prefect. Biarkan dia mendapatkan apa yang ia mimpikan, bukan apa yang ia takuti.

"They’ll come back, they always do in the end." —Luna Lovegood

Hal yang paling buat aku senang dan nggak sabaran di buku ini adalah.. akhirnya ketemu lagi sama kembaranku, Luna Lovegood. Kalau ditanya aku lebih suka Hermione atau Luna, aku bakal pilih Luna. Dia itu polos.. pinter. Smile is her obligation, maybe. Nggak pernah sewot kalau orang memanggilnya Loony Lovegood. Yang paling aku suka dari Luna adalah dia selalu berpikir positif.

*tepok jidat nyamuk* Hampir lupa. Di buku ini kita diperkenalkan pada Order of Phoenix yang memiliki markas di.. ssttt.. kau harus merahasiakan tempat ini, Grimmauld Place nomor 12, London, yang juga merupakan rumah Sirius Black. Anggota Order ini dibentuk sebagai persiapan menghadapi masa-masa gelap seperti sekarang. My favorites are Nymphadora Tonks (a Metamorphmagus, it means she could change her appearance at will) and yes of course Remus Lupin.


Harry Potter and the Order of the Phoenix adalah buku yang akan membawamu melewati dark time di Hogwarts sekaligus melihat indahnya firecrackers buatan Fred dan George Weasley, they're the legend! Really, they're so amazing here! Porsi hadirnya Fred dan George di sini lebih banyak dari buku sebelumnya. Dan aku suka akhirnya Fred dan George nggak sekali lewat doang. *salah satu alasan menjadikan buku ini sebagai favorit*



Harry Potter and the Order of the Phoenix adalah buku yang akan membuatmu emosi. Geram sama tingkah Umbridge yang keterlaluan. Kesal sama Harry yang diawal selalu berpikir dia lebih baik dari kedua sahabatnya. Senang karena akhirnya Ron mendapatkan kesempatan untuk bangga pada dirinya sendiri (Ron di sini masih aja suka ngasih komentar sarkasme, tapi di sini dia juga lumayan kalem dikarenakan dia prefect Gryffindor, menggantikan Percy yang udah nggak nganggep Weasleys sebagai keluarganya lagi). Geli sendiri sama Ron dan Hermione yang mulai menyukai satu sama lain. Kreativitas Fred dan George yang buat aku pengin nyoba setiap hasil 'keusilannya'. Geregetan sama Dumbledore's Army, pengin ikutan belajar jinx keren bareng mereka. Sedih pas 'lihat' Snape's worst memory. :( Ngeri saat mendapati ruangan yang penuh otak (teriak Accio Brain XD). Sakit hati saat tahu salah satu 'teman' kita di buku ini mati. Takut sekaligus seneng akhirnya Voldy datang dan duel sama Dumbledore. Can't wait to read (again) the sixth book of this series! Bagaimanapun, buku keenam dari seri HP yang hendak dibaca bulan Juni adalah buku yang 'punya sejarah' tersendiri untukku hahaha. :D (baca di sini)


"Well, better expelled and able to defend yourselves than sitting safely in school without a clue," —Sirius.
"There is no shame in what you are feeling, Harry," said Dumbledore’s voice. "On the contrary... the fact that you can feel pain like this is your greatest strength."
"Youth cannot know how age thinks and feels. But old men are guilty if they forget what it was to be young and I seem to have forgotten lately..." —Dumbledore

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...