Saturday 29 June 2013

[REVIEW] Harry Potter and the Half-Blood Prince

“Firstly, and very importantly, Voldemort was, I believe, more attached to this school than he has ever been to a person. Hogwarts was where he had been happiest; the first and only place he had felt at home. Secondly, the castle is a stronghold of ancient magic. And thirdly, as a teacher, he would have had great power and influence over young witches and wizards.” —Dumbledore

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Series: Harry Potter #6
Author: J.K. Rowling
Published: July, 2005
I rate it 5/5 stars

“But, sir,” said Harry, making valiant efforts not to sound argumentative, “it all comes to the same thing, doesn’t it? I’ve got to try and kill him, or—”
“Got to?” said Dumbledore. “Of course you’ve got to! But not because of the prophecy! Because you, yourself, will never rest until you’ve tried! We both know it! Imagine, please, just for a moment, that you had never heard that prophecy! How would you feel about Voldemort now? Think!”

Aku pertama kali mengenal Harry Potter ya dari buku ini. Untuk cerita selengkapnya, silahkan baca di sini. Aku udah pernah cerita di sono juga soalnya (alhasil review yang itu lebih banyak curcolnya daripada ngulas buku). Males cerita lagi hahaha. :D

Di buku keenam, the story will be darker than ever. The darkest? Yes, I think. Pengaruh bangkitnya Voldy ganteng dan pengikutnya yang disebut Deatheaters bukan hanya dialami oleh dunia sihir, melainkan Muggle juga. Look at those dementors! They run away from Azkaban. Fulfilled Voldemort's request. They're breeding. They suck the happiness out of people (Muggle!). They caused the mist in July (it's not a normal thing in July right?). It's all because of Voldemort. He's totally suck (and handsome, yes)! And it makes me think that in this book, there's not a lot of happiness. We'll see whether we can laugh again or not.. even if in the end I know I'd be crying so loud my heart's gonna out of my chest because of you-know-WHAT!


Hogwarts nggak sepenuhnya aman. Dumbledore belakangan terlihat sangat lelah, nggak seperti Dumbledore yang biasanya. Malfoy, salah satu murid Slytherinnya Hogwarts, juga mulai bertingkah aneh. Ia pucat dan terlihat sakit. Terlihat tertekan. Menyebabkan Harry berasumsi kalau Malfoy 'pasti' telah merencanakan sesuatu yang tak biasanya. Harry juga pernah mendapati Malfoy ke Borgin and Burke di Knockturn Alley tanpa sepengetahuan ibunya (Narcissa) yang bersamanya waktu itu. Beberapa kali pula Harry pernah mendapati Malfoy berbicara sembunyi-sembunyi dengan Snape.

Harry Potter and the Half-Blood Prince juga mengungkapkan masa lalu Lord Voldemort a.k.a Tom Marvolo Riddle dimana hidung Voldy masih menempel dengan nyaman di wajahnya yang tampan. Kisah yang cukup buat aku merinding sekaligus mikir "nih anak keren abis sih, tapi evil banget! Mana nggak pernah jatuh cintrong, susah kan pedekatenya.." Kita bakal tahu kalau Voldemort itu orangnya ambisius banget, tapi ambisiusnya demi diri sendiri. Nggak pernah mau nerima bantuan orang lain, yang ada memanfaatkan orang lain. Cerdas sih iya, tapi cerdasnya bikin orang takut. :(


Di sini juga akan terungkap mengenai Horcrux, yang penjelasan mendetailnya tidak pernah ditemukan di perpustakaan Hogwarts, bahkan di restricted area. Horcrux merupakan sihir hitam yang paling berbahaya. Fungsinya adalah membuat pemiliknya menjadi immortal sepanjang Horcrux itu tetap ada.

“Well, there’s one good thing,” Harry said savagely. “Snape’ll be gone by the end of the year.”
“What do you mean?” asked Ron.
That job’s jinxed. No one’s lasted more than a year. Quirrell actually died doing it. Personally, I’m going to keep my fingers crossed for another death.”

Professor Snape akhirnya berhasil mendapatkan keinginannya di Harry Potter and the Half-Blood Prince ini. Ia akhirnya menjadi guru Defense Against the Dark Arts di Hogwarts. Bagaimana dengan pelajaran Potions? Diambil alih sama Professor Slughorn, salah satu guru di Hogwarts yang sudah lama pensiun. Penasaran aksi Snape di mengajar pelajaran yang sangat ia inginkan sejak lama itu? Tentu saja hidup Harry yang selama ini 'sejahtera' di Defense Against the Dark Arts menjadi terancam. Sebaliknya, di Potions, Harry menjadi master ramuan karena ia mendapat salah satu buku Advanced Potions yang aneh..


Yep, sebenernya Harry nggak niat ngambil Potions gegara dia pikir OWLnya nggak memungkinkan untuk lanjut ke Potions, tapi ternyata dia diperbolehkan untuk mengambil pelajaran yang satu itu. Dia nggak sempat beli buku Potions dan dipinjamkan salah satu buku. Buku itu milik Half-Blood Prince.. dipenuhi dengan coretan atas pembenaran membuat ramuan yang kurang tepat, juga ada beberapa mantra yang diciptakan oleh Prince itu sendiri. Salah satunya: Sectumsempra: for enemies. #JanganDicobaYa #Berbahaya

Selain buku aneh yang dianggap berbahaya oleh Hermione dan dianggap keren oleh Ron, ada pula peristiwa aneh yang terjadi di Hogwarts. Kalung yang dipenuhi sihir berbahaya yang dipertanyakan datang darimana. Bir yang beracun. Semuanya memiliki motif yang sama, untuk membunuh!

Meskipun keadaan di Hogwarts sungguh miserable, ternyata masih ada 'a little fun' yang bisa kita dapat di sini. Hayooo tebak, ini apa?


Kalian benar! Wizard Wheezes Weasley! Kagum banget sama Fred dan George yang udah bisa bangun toko sendiri untuk menjual hasil dari hobinya yang super duper menyenangkan dan usil. Kira-kira kalau aku berenti kuliah terus buka toko bakal untung besar kayak mereka berdua nggak ya? *eh -,- Aku paling suka sama U-NO-POO hahaha. Ada aja mereka itu ide konyolnya. :D


Hal lain yang cukup menghibur di sini adalah kecemburuan Hermione tiap kali melihat Ron a.k.a Won-Won (sejak pacaran sama Lavender) dan Lavender Brown lagi snogging whenever and/or wherever they met. Aku sebenernya jijik banget lihat Ron begitu. Tapi lalu ngakak ngebayangin ekspresinya Hermione. :p Harry juga mulai tertarik sama Ginny, terbukti dia juga cemburu pas nggak sengaja lihat Ginny sama Dean lagi.. yeah, snogging di ruang utama Gryffindor. Lucu ngebayangin ekspresi Harry yang cemas ngebayangin apa reaksi Ron kalau tahu dia suka sama adiknya. Hahaha it's okay, Harry. Aku yakin Ron nggak keberatan. :D

Di sini mereka juga bakal belajar ber-Apparate, yang menurutku sangat menyenangkan kalau udah lulus ujian Apparition. Juga mengucapkan mantra dalam hati.. SERU!

Entah kenapa aku ngakak mulu tiap kali Snape ngajar Defense Against the Dark Arts ini. Hermione salah satu korbannya. Pas Hermione jawab pertanyaan Snape, tanggapan Snape bukan "ten points for Gryffindor" layaknya guru-guru lain tiap kali mendengar jawaban Hermione, melainkan "jawabannya bener sih, tapi kalimatnya sama banget kayak di buku". Parah nih si Snape. Ada lagi pas kali lain. Ron yang jadi sasarannya. Ceritanya Ron ngebela Harry..

“Well, what Harry said is the most useful if we’re trying to tell them apart!” said Ron. “When we come face-to-face with one down a dark alley, we’re going to be having a shufti to see if it’s solid, aren’t we, we’re not going to be asking, ‘Excuse me, are you the imprint of a departed soul?’” 
“Another ten points from Gryffindor,” said Snape. “I would expect nothing more sophisticated from you, Ronald Weasley, the boy so solid he cannot Apparate half an inch across a room.”

Definitely this book becomes my favorite after Harry Potter and the Prisoner of Azkaban yang paket komplit itu. Buku keenamnya suram seru banget! Penuh rahasia! Aku kagum sama mantra-mantra yang diciptakan Rowling, sejarah Voldemort yang kelam, dan yang paling keren adalah twist yang berhasil diciptakan Rowling! Twist yang berhasil memporak-porandakan hati. Wow, you rock, Rowling! I can say that you're the best writer I've ever known. Meskipun aku harus bilang kalau Anda 'kejam' juga. :'(

my expression.. exactly!

Jujur ya, pas peristiwa YOU-KNOW-WHAT itu terjadi, aku nangis.. bener-bener nangis sampai gigitin kerah baju (iya, biar nggak didenger sama orang rumah, mana percaya mereka kalau aku nangis gara-gara ini, pasti mereka ngiranya aku lagi patah hati atau galau atau apa). Bener-bener deh, tega banget penulis yang satu ini. *nangis di pelukan Siwon*

Jamin 99%: saat kalian baru pertama membaca atau menonton Harry Potter, aku yakin saat menyelesaikan buku keenam, kalian akan membenci Snape setengah mati. Contohnya adikku (aku juga sih, tapi adikku adalah contoh terbaru). Dia membenci Snape. Benci banget pokoknya. Sampai-sampai gaya rambut dan berpakaiannya diejekin gitu sama adikku. Padahal apa-yang-diejek nggak nyambung juga sama maksud-kebenciannya-terhadap-Snape. Tapi setelah dia menyelesaikan Harry Potter yang ketujuh, dia langsung menghampiriku dan yah.. dia melakukan kau-tahu-apa dan bertanya mengapa-harus-begitu. Aku cuman bisa menanggapi, "itulah Rowling.." *sigh* :')

Yes, Rowling.. belum lagi melanjutkan challenge, aku udah berani bilang kalau Anda adalah penulis terhebat! Eh, tadi udah bilang gitu ya. Gapapa deh, yang ini versi Bahasa Indonesianya hehehe. Nah, sekarang aku malah ngebet banget pengin baca The Casual Vacancy. Yah.. meskipun banyak tanggapan negatif tentang buku itu. Salah mereka juga kalau nganggep The Casual Vacancy bakal jadi kayak Harry Potter. Kayaknya sebelum aku baca The Casual Vacancy, aku harus 'membuang' Harry Potter di memori otak yang satunya deh huahaha. #SalahFokus

Nggak nyangka bentar lagi challenge Hotter Potter selesai. Eh, boleh nggak sih aku nggak ikutan baca buku yang terakhir? Aku takut hatiku tambah ancur nantinya.. *mau nangis pas nulis ini sambil bayangin peristiwa mengerikan di buku ketujuh* T_T

Lovely conversation:
“I love you, Hermione,” said Ron, sinking back in his chair, rubbing his eyes wearily.
Hermione turned faintly pink, but merely said, “Don’t let Lavender hear you saying that.”
“I won’t,” said Ron into his hands. “Or maybe I will… then she’ll ditch me…”

Quotes:
“People find it far easier to forgive others for being wrong than being right.” —Dumbledore 
Greatness inspires envy, envy engenders spite, spite spawns lies. You must know this, Dumbledore.” —Tom Riddle 
“There is nothing to be feared from a body, Harry, any more than there is anything to be feared from the darkness. Lord Voldemort, who of course secretly fears both, disagrees. But once again he reveals his own lack of wisdom. It is the unknown we fear when we look upon death and darkness, nothing more.” —Dumbledore 
It was important, Dumbledore said, to fight, and fight again, and keep fighting, for only then could evil be kept at bay, though never quite eradicated. :')

NB: this post is listed on Hotter Potter and What's in a Name Challenge 2013.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...