Tuesday 28 May 2013

[REVIEW] Divergent

Tanpa faksi, kita takkan memiliki tujuan dan alasan hidup. —Tris (page 30)

Judul: Divergent
Seri: Divergent #1
Penulis: Veronica Roth
Penerjemah: Anggun Prameswari
Penerbit: Penerbit Mizan
Tahun: April 2012
Halaman: 543
ISBN: 978-979-433-697-7
I rate it 5/5 stars


Setelah perang nuklir, wilayah Chicago dibagi menjadi 5 faksi dengan harapan terciptanya negeri yang lebih aman, tenteram, dan damai. Faksi Amity, bagi mereka yang menolak adanya perang. Faksi Erudite, bagi mereka yang menomorsatukan ilmu pengetahuan. Faksi Candor, bagi mereka yang jujur dan membenci kepalsuan. Faksi Abnegation, bagi mereka yang lebih mementingkan orang lain. Faksi Dauntless, bagi mereka yang pemberani. Dan mereka yang tidak memiliki faksi, disebut factionless.

Di usia 16, setiap orang harus melakukan Tes Kecakapan untuk menentukan faksi mana yang cocok bagi mereka. Setelah itu mereka akan menjalani Upacara Pemilihan, dimana mereka yang telah mengikuti Tes Kecakapan diberi hak untuk memilih faksi yang akan mereka anut seumur hidup.

Beatrice Prior, berasal dari Faksi Abnegation. Hasil Tes Kecakapan yang ia peroleh adalah Abnegation, Dauntless, dan Erudite. Dan mereka yang memperoleh hasil semacam ini dinyatakan Divergent, atau disebut pemberontak. Beatrice harus menyembunyikan kenyataan kalau dia adalah seorang Divergent. Sekalinya diketahui oleh pemburu Divergent, ia akan dibunuh karena Divergent dianggap berbahaya!

Adapun saat Upacara Pemilihan, Beatrice memilih Dauntless, yang artinya ia akan meninggalkan keluarga Abnegationnya. Tak lupa juga ia mengubah namanya menjadi Tris. Oh ya, hampir lupa.. di sini berlaku istilah hubungan faksi lebih kuat daripada pertalian darah. Jadi, jangan harap kalau kalian kangen sama keluarga bisa seenaknya liburan ke faksi asal kalian.

Di Faksi Dauntless, hal-hal brutal dan mengerikan dianggap tantangan bagi mereka si pemberani. Lompat dari kereta yang sedang berjalan adalah sebuah kesenangan. Jangan berharap kau akan lulus menjadi seorang Dauntless kalau kau pengecut. Aku sendiri jantungan saat berimajinasi dengan situasi saat inisiasi Dauntless. Dan lebih jantungan lagi pas kenal Four. Hahahaha. #SalahFokus Okay, Four adalah instruktur inisiasi Dauntless bagi mereka yang berasal dari faksi diluar Dauntless, termasuk Tris.

Dengan adanya kenyataan bahwa seorang Divergent dianggap pemberontak dan berbahaya, berhasilkah Tris menyembunyikan ‘dirinya’ dari para pemburu Divergent? Apakah Tris yang berasal dari Faksi Abnegation—yang dianggap faksi terlemah— bisa bertahan dalam inisiasi Dauntless? Atau ia akan berakhir menjadi factionless? Atau bahkan mati ditangan pemburu Divergent yang bersarang di Dauntless? Nah, silahkan selami buku yang dibumbui ketegangan sekaligus sweet romance ini.

Harga diri itu penting bagi Dauntless. Lebih penting dari alasan atau logika. (page 184)

Divergent adalah sebuah novel yang bikin ketagihan. Dari awal bab kita langsung diperkenalkan pada Tris, keluarganya yang hangat, berbagai macam faksi, bahkan factionless juga diperkenalkan. Factionless itu semacam para gelandangan kalau di dunia nyata. Alur dibuku ini berlangsung cepat, namun tanpa cela. Setiap bab mampu menarik pembaca masuk ke dalam cerita tanpa kesulitan. Bahasanya juga nggak sulit dicerna. Terjemahannya lumayan. Meskipun ada beberapa kalimat yang kurang enak dilidah.. *memangnya makanan? -,-* But, it’s okay. Yang penting aku masih enak aja bacanya dan cara penulisan Veronica Roth nggak hilang setelah diterjemahkan. *tahu apa kamu soal Roth, Lin?!*

Lumayan banyak karakter yang diciptakan Roth di buku ini. Dan kita langsung bisa menilai sikap setiap karakter dari awal kita ‘kenalan’ sama karakter itu. Langsung kelihatan yang mana yang bad-ass, yang asyik diajak temenan, yang sok pemberani padahal mental tempe, yang beneran pemberani, yang punya aura siap membunuh, dsb.

Aku suka sama sikap Tris. Dia nggak sombong dan dia pemberani. Dia nggak takut mengambil resiko, melakukan pengalaman baru, atau melindungi temannya dengan cara mengorbankan dirinya sendiri. Ini mencerminkan kalau sifat Abnegationnya Tris masih ada di dalam dirinya. Intinya, Tris ini karakter yang lovable banget!

Tobias "Four" Eaton, he’s already listed on my best book boyfriend this year hahaha. Cowok yang pemberani, nggak pernah lelah belajar untuk memerangi rasa takut, pintar, nggak menganggap remeh orang lain, sosok yang terlihat kuat dan tahan banting namun di dalamnya ternyata lumayan rapuh. Bisa kubilang, Tris lebih ‘kuat’ daripada Four. Meskipun demikian, dia nggak malu mengakui kalau dia punya kelemahan. *peluk Four* Perhatiannya ke Tris juga nggak berlebihan namun pas. They’re really a perfect couple.

Masih banyak karakter lain yang lovable di Divergent, yang nggak mungkin kujelasin semuanya. Salah satu karakter yang keren di sini adalah ibunya Tris. Lalu ada pula Tori, pengawas Tes Kecakapannnya Tris. Mereka semua keren tapi diakhir buku, aku patah hati gara-gara mereka hahaha. *ketawa miris* Kalau kalian tanya ada atau nggak karakter jahat di sini, tentu saja banyak. Bejibun malah. Sebut saja Eric dan Peter. Dua manusia itu sukses buat aku naik darah. Pengin banget ngetekin Peter! Pengiiiiin banget nyabutin semua anting di kepala Eric sama ngerokin tatonya sampai ilang semua biar Eric nangis! (?) Oh, dan jangan lupakan Jeanine. Cewek 'setan' yang merupakan dalang dari segalanya. Tapi.. jujur yah, Jeanine itu keren. *dilempar Tris pake batu bata*

Adegan yang bikin sakit jantung dalam Divergent itu banyak. Tadinya aku mengira buku ini akan seseru Hunger Games, ternyata nggak. Divergent lebih seru. Roth pinter ngaduk-ngaduk emosi pembaca. Dan lagi, rasa yang diciptakan buku ini sesaat aku selesai baca itu masih aja ada hingga berminggu-minggu kemudian. Sampai-sampai aku nggak mau move on dari buku ini. Masih malas ganti suasana. Masih mau 'hidup' dalam kisah menegangkan bersama Tris! Pengin cepet baca Insurgent! Soalnya ada beberapa hal yang buat aku bertanya-tanya, terlebih soal 'perang' (no need to tell you more because I'm afraid it would be spoiler). Nggak sabar nunggu uang bulanan biar bisa beli Insurgent yang melambai-lambai menggoda di toko buku. Atau ada yang mau ngasih sebagai hadiah ulang tahun? Aku terima juga hahaha. *ngarep

Nah, yang belum baca, cepetan baca Divergent! Jangan ngaku pecinta genre dystopia kalau belum baca buku ini, Initiates! X)

Aku yakin akan tindakan yang berani, dalam keberanian yang mendorong seseorang untuk membela yang lainnya. —Tris (page 236)
Mungkin kita memang harus melakukan sesuatu lebih daripada yang telah kita lakukan. Tapi, kita hanya perlu membiarkan rasa bersalah itu menjadi pengingat agar kita menjadi lebih baik. —Four (page 354)
Kau anakku. Aku tidak peduli tentang faksi. Lihat kemana akhirnya kita semua. Manusia sepenuhnya tak bisa lama-lama menjadi baik sebelum akhirnya kejahatan mulai datang dan meracuni kita semua. —Tris' Mother (page 488)

6 comments:

  1. aku pinjem buku ini udah lama, dan belum kebaca :(

    ReplyDelete
  2. suka suka suka suka sukaaaaaaaaaaa banget sama buku ini

    ReplyDelete
  3. Ayo, Mas Tezaaaar.. bukunya dibaca. Aku suka banget, lho, sama buku ini. Sulis juga suka banget tuh! Tunggu apa lagi coba?! Hahaha. :D

    ReplyDelete
  4. Hay salam kenal!

    aku suka reviewnya ^_^..
    aku baru tau ini novel pas liat trailer filmnya #telatAbiss!! U_U

    tapi ceritanya emang bagus,, emang genre yang aku suka.. hehehe..
    penasaran mau baca bukunyyaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sok atuh baca bukunya! ^^
      Kebetulan buku yang ketiga udah buku PO. Jadi kalo mau beli sekalian tiga buku aja biar bacanya plong (atau malah kesel?). :p

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...