Saturday 21 September 2013

[REVIEW] Menuju(h)

Judul: Menuju(h)
Penulis: Aan Syafrani, Iru Irawan, Mahir Pradana, Maradilla Syachridar, Sundea, Theoresia Rumthe, Valiant Budi
Penerbit: Gagas Media
Tahun: 2012
Halaman: 260
ISBN: 978-979-780-591-3
Harga: Rp49000,-
I rate it 3/5 stars

ditulis oleh: Aan Syafrani
Seninku Selingkuh
Fala itu ibarat main course, cewek-cewek lain cuma appetizer dan dessert. Tau kan, baik appetizer maupun dessert, sering kali tampilannya menggoda, tetapi nggak pernah benar-benar ngenyangin. (hal. 3)
Mengenai Dimas yang hobi selingkuh di hari liburnya, Senin, sebagai hiburan. Tapi, perselingkuhan rutin di hari Senin nggak akan selalu berjalan mulus, kan?

Seninmu Kuselingi
Ah, gue pengin punya pacar lagi. Gue udah bosen nongkrong sama cowok-cowok ganteng ini, takut lama-lama naksir. (hal. 22)
Lanjutan kisah Seninku Selingkuh. Dimas Satria mencoba mencari pacar yang nggak cuma punya satu kelebihan di tubuhnya. Dia berhasil menemukan si pacar-dengan-banyak-kelebihan, tapi ternyata Dimas nggak seberuntung itu..

penulis: Theoresia Rumthe
Hari Ketika Hujan Mati
Ketika menerima surat cinta pertamaku di bawah bantal. Isinya singkat berupa curahan hati hujan yang menyatakan cintanya. (hal. 43)
Tentang Rainra mencintai hujan dan Rainra yang beranggapan kalau hujan juga mencintainya. Sayangnya, orangtua Rainra menganggap cintanya pada hujan hanya omong kosong belaka, bahkan menganggap Rainra gila.

Sebelum Hari Ketika Hujan Mati
Cinta tidak bisa memilih. Ia kadang egois. Termasuk jatuh cinta kepada pasienmu sendiri. Anehnya selalu ada ketertarikan terhadap mereka. (hal. 61)
Rianra menemukan bahwa Rainra memiliki obsesi berlebihan terhadap hujan. Ia bukan hanya tertarik pada Rainra, ia juga ingin membantu Rainra bangkit dari keterpurukannya. Tapi sebelumnya, ia harus mencari tahu dulu apa yang salah pada Rainra..

ditulis oleh: Iru Irawan
Haru Biru Kelabu
“Hanya ada dua kemungkinan mengapa seorang perempuan menangis terisak sambil menatap layar handphone. Ketakutan atau patah hati. Kamu patah hati, karena ingusmu berjatuhan tanpa henti.” (hal. 80)
Mungkin bisa kubilang ini adalah cerpen patah hati. Mengenai seseorang yang baru saja diputuskan oleh pacarnya.

Baru Hari Rabu
Banyak yang iri dengan kedekatan kami dan tentu saja aku senang. Wanita paling cantik pun akan terlihat sangat jelek ketika cemberut menatap kami. (hal. 89)
Tentang persahabatan hangat tokoh Aku dan Hakim yang terpaksa berubah dingin karena kedatangan orang ketiga, Galih.

ditulis oleh: Valiant Budi
Kamis: Puk-Puk
Astaga! Sumpah bukan itu yang ingin kukatakan! Dan kenapa… AKU NURUT SAJA?! (hal. 106)
Pernah dengar hipnotis? Maka cerpen pendek ini salah satu kisah itu, Amel yang sedang nahas terkena hipnotis.

Simak! Kup! Kup!
Kamis ini adalah pertunjukan perdanaku. Naskah dramanya mirip dengan permainan masa kecilku saat sekolah di Cianjur: Ucing Kup. (hal. 119)
Kisah ini sama dengan Kamis: Puk-Puk, hanya saja diceritakan dari sudut pandang si penghipnotis.

ditulis oleh: Mahir Pradana
Follow Friday
Sebagai anak muda, kamu bisa lebih baik dari sekadar tulisan kacangan seperti ini! Harusnya kamu bisa menggerakkan generasi muda untuk mengubah dunia lewat kata-kata dan tulisanmu. (hal. 150)
Tentang Safir yang berusaha memenuhi kemauan bosnya mengenai rubrik Follow Friday yang Safir ‘pegang’. Seperti penggalian potensi Safir dan bagaimana ia menyikapi bosnya itu.

Moonliner
Bagiku dan Regina, lollipop moment kami adalah buku novel berjudul Here, After itu. Atau, bisa juga bus Moonliner. Jika dilihat lebih luas lagi, life-changing incident dalam hidup kami adalah hari Jumat. (hal. 174)
Kelanjutan kisah Safir, namun kali ini ia berada di Swiss. Juga kali ini bukan tentang karirnya, namun tentang cintanya. Cinta di Moonliner, bus malam Swiss..

ditulis oleh: Sundea
Ke Mana Sabtu Pergi?
Tiba-tiba saja, Sabtu bosan menjadi hari dan justru ingin menjalani hari-hari. Diam-diam, ia menyelinap kabur dari antara saudara-saudaranya. (hal. 187)
Sabtu hilang! Sabtu bosan menjadi salah satu hari. Ia pun pergi dari saudara harinya tanpa pamit dan berubah menjadi hal lain di bumi. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Minggu cemas.

Ke Sana Sabtu Pergi
Aku adalah bayang-bayang. Satu-satunya yang kumiliki secara absolut hanyalah kekelaman. (hal. 201)
Bayangan selalu mencari celah dimana ia bisa menjadi hal tergelap dan sumber ketakutan setiap orang. Sudah lama ia ingin membuat hari cemas. Kali ini adalah kesempatan emasnya karena Sabtu tidak lagi menjadi hari.

ditulis oleh: Maradilla Syachridar
Solo Stranger
Karena ada seseorang, yang belum pernah aku temui secara langsung sebelumnya, yang benar-benar membuat aku penasaran. (hal 220)
Aimee penasaran akan kehidupan Pak Pos Digital yang selalu mengiriminya e-mail setidaknya sekali seminggu. Tanpa sepengetahuan Pak Pos Digital, ia pergi ke Solo, menguntit kehidupan Pak Pos Digital-nya.

Solo Stalker
Jangan-jangan dia memang Aimee? Tapi, untuk apa dia ke sini, ke Solo? Dan mengapa dia tidak memberi tahuku dulu? Kenapa justru aku tidak senang dengan kedatangannya? (hal. 240)
Sama seperti kisah Solo Stranger, namun kali ini dari sudut pandang Pak Pos Digital.

----------------------oOo----------------------

Seperti biasa, membuat review tentang buku kumpulan cerpen tergolong sulit, karena kisah-kisah tersebut tidak berhubungan sama sekali. Namun, selalu saja ada benang merah yang menggabungkan kisah tersebut. Seperti buku ini, aku acungi jempol karena kekreatifannya menjadikan hari dalam seminggu sebagai benang merah. :)

Tidak ada kisah dalam buku ini yang menjadi favoritku. Namun, membaca kumpulan cerpen Menuju(h) membuatku merasakan hal yang berbeda. Ada kisah yang biasa saja, namun ada pula kisah yang membuatku sulit melupakannya selama berhari-hari.

Kamis: Puk-Puk oleh Valiant Budi, misalnya. Kisah ini membuatku lama move-on karena rasa takut yang tak kuduga akan menyusup ke celah pikiranku. Yang namanya hipnotis itu serem banget. Kita nuruuuut aja sama si penghipnotis. Kalau yang dirampok cuman uang sih tak kenapa. Tapi kalau yang ‘lain’? Ngeri banget tauuuk! Cerpen ini buat aku trauma sekaligus teringat sama sepupu yang pernah kena hipnotis.

Moonliner oleh Mahir Pradana juga membuatku susah move-on. Entah ya, kisahnya sederhana saja kok. Safir ini suka sama cewek dan udah lama pengin menjadikan si cewek ini pasangannya. Sederhana, kan? Kesederhanaan dan manisnya cara Safir menyatakan cinta itulah yang membuatku berbunga-bunga dan senyum-senyum sendiri. :p

Seninku Selingkuh bukanlah kisah yang membuatku susah move-on, tapi aku suka gaya penulisan Aan Syafrani. Ringan, apa adanya, dan kadang membuatku tertawa. Cerpen yang ditulis Aan inilah yang membuatku rilek dan nyaman, sebuah kisah yang mengundang dan tepat dijadikan sebuah awal kisah dalam Menuju(h).

Keunikan ide juga bisa kita temukan di kumpulan cerpen ini. Sebut saja kisah yang ditulis oleh Theoresia dan Sundea. Yang satu tentang Rainra yang mencintai hujan. Hujan itu bukan nama orang lho, tapi beneran ‘hujan’. Aneh, kan? Yang lebih aneh lagi pas baca kisah yang diciptakan Theoresia ini, di Palembang lagi mendung, gelap banget. Jadi ngeri dan parno sendiri waktu itu hahaha. Nah, kalau yang satu lagi tentang Sabtu tengil yang bosan menjadi hari. Ini beneran lho Sabtu jadi tokoh utamanya! Kisah yang ditulis Sundea ini merupakan kisah yang paling imut, menurutku.

Tidak seluruh kisah dalam Menuju(h) bisa dibilang bagus, tapi tidak ada yang jelek juga. Makanya aku rasa bintang 3 sudah cukup. Cerpen yang layak dinikmati dalam waktu senggang. Bacaan ringan yang sangat tepat untuk kalian yang lagi pusing dan bosan sama kerjaan. :p

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...