Tuesday, 30 April 2013

[REVIEW] Harry Potter and the Goblet of Fire

As he heard Voldemort draw nearer still, he knew one thing only, and it was beyond fear or reason: he was not going to die crouching here like a child playing hide-and-seek; he was not going to die kneeling at Voldemort's feet... He was going to die upright like his father, and he was going to die trying to defend himself, even if no defense was possible.

Harry Potter and the Goblet of Fire
Series: Harry Potter #4
Author: J.K. Rowling
Published: 1st of September 2002

Since you have known already about what happened in Hogwarts on the fourth year of Harry’s, I don’t have any obligation to tell you the synopsis. *digampar Bebi* Yeah.. a lil’ bit maybe. All I’m going to write here is interested things I found on Harry Potter and the Goblet of Fire. Lets talk about them all. Maybe you have the same interesting things in this book like I do, who knows? :D

Harry Potter and the Goblet of Fire memperkenalkan kita kepada Dudley yang lagi diet—yang ujung-ujungnya sekeluarga juga pada ikutan diet biar Dudley nggak ngamuk kayak badak kalau cuman dia sendiri yang diet. Okay, ini ga penting sebenernya. Dan ini bukan hal yang membuatku tertarik. Sebenernya poin ini terdapat pada Ton-Tongue Toffee, penemuan Fred dan George Weasley yang baru, dimana mereka belum mendapatkan orang yang tepat untuk mencoba ‘kejahilan’ baru mereka. Dan Dudley inilah orang yang tepat. Ngakak-meluk-Cedric pas baca kalau lidahnya Dudley sepanjang dan semengerikan itu. Oh.. you’re absolutely the most incredible people, Fred-George! If only I could keep that Weasleys’ Wizard Wheezes..

Harry Potter and the Goblet of Fire juga memberikan kita Quidditch yang ‘berbeda’, Qudditch World Cup. Kali ini Irlandia melawan Bulgaria. Lucunya, Fred dan George malah taruhan sama Ludo Bagman tentang siapa yang menang diantara dua tim tersebut. Hadiahnya? Yang tebakannya bener dapet duit, sama aja kayak taruhan sama temen-temen kita gitu. Hal yang sebenernya menarik perhatianku adalah.. Omnioculars (yang bisa nge-zoom-in-zoom-out, bisa replay, bisa nge-slow-motion-in apa yang kita lihat tanpa kita harus ketinggalan satu momen pun. DSLR kalah jauuuuh! (?)), sekumpulan tenda para penyihir dari segala tempat yang akan menonton Quidditch (dari luar biasa aja, tapi di dalam.. oh luar biasa), dan Dark Mark (tanda yang berhubungan dengan kebangkitan Voldemort).


Di Harry Potter and the Goblet of Fire, kita akan diperkenalkan pada Triwizard Tournament, dimana tiga penyihir dari masing-masing tiga sekolah akan melewati tiga tantangan super. Peserta Triwizard kali ini berasal dari HogwartsBeuxbatons, dan Durmstrang dengan Hogwarts yang menjadi host-nya. Namun tahun ini, yang diperbolehkan memasukkan namanya ke dalam goblet of fire adalah mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Sayangnya, ada masalah saat penentuan peserta Triwizard. Nama Harry keluar dari api biru menyala tersebut. Entah monster mana yang memasukkan nama anak kecil malang itu. *ditabok Harry karena udah ngatain dia anak kecil*



“Hermione, Neville's right—you're a girl.
“Oh, well spotted,” she said acidly.
“Well, you can come with one of us.”
“No, I can't,” snapped Hermione. “I can't come with you,” said Hermione, now blushing, “because I'm already going with someone.”
“No, you're not!” said Ron. “You just said that to get rid of Neville!”
“Oh, did I?” said Hermione, and her eyes flashed dangerously. “Just because it's taken you three years to notice, Ron, doesn't mean no one else has spotted I'm a girl.

Sesuai kebiasaan, biasanya kalau ada Triwizard Tournament, nantinya ada Yule Ball pas Natal. Nah, di Harry Potter and the Goblet of Fire ini, kita akan segera tahu kalau sekolah sihir punya ‘prom-night’-nya sendiri. Yang buat aku sibuk ber-ciyeee-ciyeee adalah Ron yang entah-ngerendahin-Hermione-atau-memang-cemburu, nggak percaya kalau Hermione udah punya pasangan untuk Yule Ball nanti. Gara-gara itu, dia berantem (lagi) sama Hermione. Ya amplop.. Ronald.. Ronald.. saran nih ya, someday you have to ask Hermione first before someone else asks her to go to Yule Ball, Ron! Hermione juga bilang begitu kan? :) Pengucapannya aja yang beda. :p

Di Harry Potter and the Goblet of Fire, kita akan mendapatkan guru Defense Against the Dark Arts baru (lagi).. call him Moody Mad-Eye. Di hari pertamanya mengajar, ia mengajarkan murid Hogwarts tentang 3 illegal dark curses, yang bagi siapa yang mengucapkannya akan berakhir di Azkaban. Dimulai dari Imperius Curse: sihir yang bisa mengendalikan siapa pun yang dikehendaki oleh mereka yang mengucapkan sihir tsb. Cruciatus Curse: menyiksa tubuh orang yang dikehendaki. Nah, yang terakhir ini yang paling parah dan yang biasa dipakai Voldy. Killing Curse! Kalau kalian udah depresi dan capek hidup, silahkan datang ke Voldy dan minta dia membunuh kalian dengan "Avada Kedavra" ini. Dijamin ampuh!


Nantinya kita juga akan mengenal benda unik bernama Pensieve. Sebagai mahasiswi semester 4 yang pikirannya mulai ngawur karena banyaknya tugas yang nggak kunjung selesai, aku butuh banget Pensieve yang terdapat di ruangannya Dumbledore ini. Lumayan lah bisa mengurangi beban pikiran. (?) Dan kalau ngomongin Pensieve, aku jadi ingat Snape.. :')

Selain Pensieve, ada pula tanaman yang dinamakan Gillyweed. Tanaman ini buat kita bisa bernafas di dalam air selama kurang lebih satu jam setelah kita memakannya. Nah, siapa yang nggak mau bernafas dalam air coba? Aku pengin bangeeet. Katanya berenang bisa nambah tinggi ya? I need this Gillyweed to swim everyday without worrying kelelep-sambil-minum-air.

#IniKenapaMalahCurcolSih-_-

Dalam Harry Potter and the Goblet of Fire, kita akan segera mengetahui kalau di Hogwarts terdapat banyak house-elf. Dan mereka ini ada di Hogwarts untuk menyiapkan berbagai makanan, seperti koki gitu loh. Menariknya lagi di dekat dapur mereka di lantai bawaaaaaah, ada tempat yang persis Great Hall dengan lima meja tersusun rapi. Di sanalah mereka meletakkan makanan, sebelum dihidangkan di Great Hall sebenarnya yang berada tepat di atas Great Hall-Great Hall-an tadi. The mistery about who cook those food and drink are solved. :p


Hal berikutnya bukanlah hal menyenangkan. Harry Potter and the Goblet of Fire adalah buku yang mulai memancarkan aura gelap. Oh, percayalah. Buktinya di buku inilah Voldemort bangkit kembali.. *tepuk tangan terharu sambil ngambil tisu (?)* Flesh, Blood, and Bone: I believe all of you know these. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kebangkitan Voldy. *yeay, finally Voldy’s back!* Bone of the father which is unknownly given. Flesh from a servant which is willingly given. And finally, Blood of the enemy which is forcibly taken. Tiga ‘bahan’ utama itu cukup sudah membangkitkan Voldemort. Dan yang paling membuatku nggak mampu ngebayanginnya itu adalah bagian Flesh. *merinding*


Terakhir, Harry Potter and the Goblet of Fire membuka pengetahuan kita tentang masa lalu Edward Cullen. *eh.. maaf ini malah ngaco. u,u Hwahaha bentar, aku mau ngakak dulu. XD Jadi, his name was Cedric Diggory, seorang seeker dari Hufflepuff. Pernah mengalahkan Gryffindor di Quidditch tahun kemarin karena Harry lagi-lagi pingsan oleh dementor yang nggak sengaja say hi ke dia. Sayangnya.. tahun ini adalah tahun terakhir Diggory di Hogwarts, karena.. karena.. ya ampun ini udah pada tahu kan ya kalau Diggory dibunuh sama Wormtail? Jadi bukan spoiler kan? *ketawa setan* Well.. there you go. Selamat jalan Diggory, nggak usah mikirin Cho Cang. Semoga hidupmu abadi bersama Bella Swan. *kabur* *takut dijitak Meyer*

*gajadi kabur* Sebenarnya masih banyak hal menarik lain di Harry Potter and the Goblet of Fire ini. Sebut saja Rita Skeeter, wartawati yang.. aduh, sumpah bikin kesel banget! *emosi* Ada yang punya baygon? *eh* Selain Rita Skeeter, ada juga Madame Maxime.. another giant. Aww.. Hagrid, finally you found your love. Ciyeee yang udah mulai nyisir rambut sama pake parfum.. *jawil-jawil Hagrid*


Favorite quotes:
Numbing the pain for a while will make it worse when you finally feel it. –Dumbledore 
We can fight it only by showing an equally strong bond of friendship and trust. Differences of habit and language are nothing at all if our aims are identical and our hearts are open. –Dumbledore

Sebelum menyudahi review-yang-bukan-review ini dan membaca buku kelima (yeay, ketemu Linda Lov.. eh maaf maksudnya Luna Lovegood), ada baiknya aku kasih oleh-oleh dulu. Kebetulan aku nggak sengaja ketemu gambar ini. *lalu kabur*


P.S.: review ini dibuat dalam rangka event Hotter Potter yang di-host oleh Melisa @ Surga Bukuku.
P.S.: review ini juga termasuk di dalam daftar my What’s in a Name Challenge 2013 to fulfill that challenge dengan Ren @ Ren’s Little Corner sebagai host-nya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...