Penulis: Karla M. Nashar
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2007
Halaman: 264
ISBN: 978-979-22-2974-5
Lanavera baru saja putus dengan Tristan. Hal itu membuat kedua temannya, Sissy dan Tiar, tak habis pikir. Sudah bolak-balik Lana putus dengan pria. Alasannya hanya satu, karena Lana bersikeras mempertahankan virginity-nya. Apa gunanya pacaran kalau si pacar mengutamakan nafsu berahinya? Lebih baik putus.
Fabian Ferdinandi, seorang pria asal Italia, yang kebetulan jadi partner Lana, tidak percaya akan apa yang dilontarkan Lana.
"Sulit saja memercayainya. You're such a hot chick. But are you really still virgin?" (Fabian on page 25)
Fabian selalu mengganggu Lana. Menyindir Lana akan virginity. Ingin mengetahui seberapa kuat Lana memegang prinsipnya itu. Mereka selalu beradu pendapat setiap hari. Tidak ada yang mau mengalah. Tentu saja!
"Itulah masalahnya! Pria terlalu gampang dikontrol penis mereka. Seharusnya otak pria ditaruh di penis mereka, bukan di kepala." (Lanavera on page 29)
Sulit memang dengan kondisi pergaulan saat ini untuk bisa teguh mempertahankan apa yang kita anggap benar. Beda sedikit langsung dianggap nggak gaul. (page 51)
Yang paling membuat Lana kesal adalah saat Fabian menggunakan kata-kata gombal yang sama sekali tidak mempan untuknya.
"Tidak perlu malu mengaku cemburu, Lana. I could live with that."
Setiap hari bersama Fabian. Setiap hari pula Lana menguatkan mental karena bosan ditanya topik yang sama setiap kali bertemu. Tapi, tanpa sadar.. Lana sesungguhnya menikmati adu pendapat itu. Disaat Fabian pergi kembali ke Roma, Lana kehilangan sosok Fabian.
Lana ingin menghapus Fabian dari benaknya. Keinginan untuk melupakan Fabian semakin kuat saat teringat tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, Fabian berubah. Dia jelas bukan Fabian yang Lana kenal. Tatapan jahilnya hilang saat terakhir kali bertemu Fabian di acara kantor.
Akhirnya, Lana mengundurkan diri dari kantor lamanya. Terlalu banyak kenangan bersama Fabian disana. Lana melamar pekerjaan di tempat lain. Baru beberapa bulan bekerja di tempat barunya, Lana merasa sangat beruntung karena dia mendapat kesempatan training selama enam bulan di New York.
Saat itu New York sedang musim dingin. Lana berjalan di sekitar Time Square. Disanalah dia melihat sosok yang sudah lama ingin ia temui. Sosok yang ia rindukan. Sosok yang ia cintai. Fabian. Tapi, saat Lana mendekati Fabian, Fabian memang tak sama lagi. Tatapannya seolah penuh beban. Dia bahkan terlihat ingin menjauh dari Lana. Ada yang Fabian rahasiakan.
***
Ada tiga hal dariku tentang a beautiful love to remember ini:
Pertama, aku jatuh cinta pada sosok Fabian. Entahlah, baru kali ini aku jatuh cinta pada tokoh pria dalam novel Indonesia. Kemungkinan yang paling tepat adalah, karena Fabian itu tipeku bangeeeeeeeeet!
Kedua, aku ingin menjadi seorang Lanavera. Aku suka karakternya. Dia cewek kuat. Bukan cewek yang menangisi keadaan. Bukan cewek yang ngalem. Bukan cewek yang basa-basi. The strongest girl I've ever met on book.
Ketiga, aku ingin mengoyak buku ini! Sungguh! Kalau saja temanku mengizinkanku melakukannya. Aku harap dia mengizinkanku. Kalau ini bukuku, aku pasti sudah melempar buku ini di penggorengan penuh dengan minyak bekasan goreng pisang. Bagaimana tidak? Begitu teganya penulis menulis kisah cinta seperti ini. Seolah belum cukup saja kesedihan mereka berdua. Terkutuklah untuk membuatku menangis bombay seperti ini. Ya! Aku menangis. Sedih dan haru. Aku tahu bagaimana rasa perih dan sakit yang dirasakan Lana dan Fabian. Saling mencintai, tapi tidak ditakdirkan untuk bersama. Satunya melepas dengan ikhlas, yangg satunya lagi tidak mau pergi dengan ikhlas.
terharu scenes:
Ini adalah kali pertamanya aku membaca karya Karla M. Nashar. Novel ini meninggalkan kesan yang sangat dalam. Mungkin karena suasana juga, sih. Lagi galau, malah baca yang bikin galau. -___-" Well, I'll be glad to give 5 stars for this novel. Congrats! And thanks for make me crying bombay. #eh
hai mbak... dirimu sedang dicari sama @KarlaMNashar, serius... hub aja twitternya
ReplyDeletehuaaaa tengkyu infonya. :)
ReplyDeleteGreat review !!!
ReplyDeleteAq jg jatuh cinta pada sosok Fabian. Walaupun dibaca beberapa thn yg lalu, tp buku ini termasuk salah satu buku yg ceritanya tetap akan selalu aq ingat.
Trims. :)
ReplyDeleteHehehe aku baru baca tahun ini. Telat bgt yaa~
Liin, aku meleleh waktu baco dialog pertamo yg kau foto ituuu...Hueeeee :'D
ReplyDeletemeleleh doang? coba nangis beneran! hahaha.
ReplyDelete