Penulis: Arini Putri
Desain Cover: Jeffri Fernando
Penerbit: Gagas Media
Tahun: 2012
Halaman: 312
ISBN: 978-979-780-593-7
I rate it 4/5 stars
Seharusnya, aku sibuk mengurus pernikahanku. Memilih gaun. Menentukan tempat pernikahan. Dan berdebar-debar. Tapi tidak! Aku tidak bisa menikahi Park Seungho. Aku sengaja membatalkan pernikahan ini. Membuat media gempar. Dan membuat fans Seungho berteriak meminta penjelasan dariku.
Akhirnya aku mau menjelaskan segalanya pada massa. Aku datang ke konferensi pers itu. Ya, menjelaskan alasan dibalik ini semua. Menceritakan kisah Tinkerbell yang bodoh dan Peter Pan yang egois..
Panggil aku Krystal. Untuk Skandar.. memang hanya dia yang boleh memanggilku Tink. Karena dia Peter Pan-ku. Dan aku Tinkerbell-nya.
Dia mungkin memang tak termasuk daftar lelaki tertampan di sekolah, tetapi jika ada daftar senyuman terindah, aku akan memasukkannya di nomor urut pertama. (page 14)
Kau mungkin akan bingung. Kau mungkin tidak akan percaya. Kau mungkin akan mengira aku gila. Tapi ini bukan dongeng. Ini memang kisah cintaku.
Peter Pan.. he’s a devil. Dia cuma anak laki-laki kecil yang enggak tahu apa-apa. Enggak bertanggung jawab dan sok jagoan. Tapi, apa yang dia lakukan? Dia ngasih harapan yang terlalu besar ke Wendy. Dan kau apa hal lebih buruk yang dia lakukan? Dia menahan Tinkerbell untuk terus bersamanya, melindunginya, tanpa memberikan apa pun untuk membalasnya. (page 19)
Aku dan Skandar selalu bersama sejak SMA, sejak audisi teater itu. Sampai-sampai orang di sekitar kami mengira kami berpacaran. Tapi, sungguh! Kami tidak berpacaran. Dan jika kau berpikir kami bersahabat, aku rasa itu juga tidak tepat menggambarkan hubungan kami.
Kami saling membutuhkan satu sama lain.
Orangtuaku akrab dengannya. Hubungan kami pun semakin dekat. Apalagi setelah kecelakaan yang terjadi pada ibunya—satu-satunya keluarga yang ia punya selain ayah dan saudara tiri yang tak mampu mengurus Skan. Ia terpaksa tinggal bersamaku. Tidak ada pilihan lain, bukan?
Kami kuliah di negeri yang sama. Korea. Dia yang mengejarku untuk kuliah di sana juga. Dia bilang kami harus selalu bersama. Tentu aku merasa amat sangat bahagia. Karena aku memang ingin selalu ada di sampingnya. Karena hanya bersama Skan lah aku merasa hidup.
He's my Peter Pan..
Sejauh apa pun aku menyangkalnya, dia memang tak jauh beda dengan Peter Pan yang asli. Mengikat Tinkerbell, tapi dia kemudian juga mengejar Wendy. Seolah dia memang sengaja mengubah dirinya menjadi Peter Pan. Itu menurut penglihatanku.
Aku ingat dulu dia menceritakan kisah ini padaku. Tentang Peter Pan yang tak pernah mau menjadi dewasa. Melakukan berbagai hal jahat. Mengejar dan mempermainkan Wendy. Selalu egois dan mengabaikan perasaan Tink. Menyiksa batin Tink. Memaksa Tink untuk selalu terikat dengannya.
Tapi bagaimana bisa aku tidak terikat dengannya jika senyumnya begitu menghipnotisku sejak pertama? Dia memang memaksaku tinggal. Aku juga sukarela tinggal di dekatnya. Karena aku SUNGGUH tak bisa jauh darinya. Karena aku TIDAK BISA hidup tanpanya. Karena aku SUNGGUH mencintainya.
Bagaimana perasaannya padaku? Aku tak tahu. Aku tak pernah tahu. Dia selalu menutup diri. Yang aku tahu dia sangat mencintai fotografi. Dan lagi.. sepertinya Skan memang telah bertemu Wendy.
Dia hanya menetapkan peraturannya sendiri. Marah padaku jika ada rahasia yang tak sengaja aku sembunyikan. Menuduh aku tak percaya lagi padanya. Menentukan pilihan yang harus kuambil. Melarangku dekat dengan Seungho dengan ancaman ‘hubungan kita’. Memangnya dia pernah memperjelas hubungan antara.. ‘kita’?
Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu, Skan..
Apa yang akan kalian lakukan jika menjadi aku? Kalau saja sanggup, aku pasti sudah meninggalkannya. Tapi aku tidak bisa. TIDAK BISA! Tidak melihat sosoknya dalam sehari saja aku sudah GILA!
Skan.. Skan.. aku mencintainya. Tidakkah dia mengerti? Mengapa rasanya dia tak pernah menyadari? Betapa aku takut kehilangan dia..
Kalian tidak tahu. Kalian tidak mengerti. Bacalah kisahku dengan perlahan. Pahami setiap kata. Maka kau akan ‘tahu’ betapa besar aku mencintainya. Betapa manisnya memori yang ia ciptakan untukku.
Covernya cantik, ya? Hehehe aku tertarik baca novel ini karena sampulnya. Bukan karena judulnya yang serem. Well.. aku pernah membaca karya Arini sebelumnya, yaitu Rain Over Me yang bikin aku kesel sama endingnya. Dan jujur saja nggak begitu ku suka. Tapi Goodbye Happiness ini.. beda, menawarkan kisah yang manis sekaligus miris.
Ide novel ini menurutku sederhana, yaitu kisah Tinkerbell dan Peter Pan. Peter Pan yang selalu ‘mengikat’ Tinkerbell. Uuuh imuuuut. Jadi ngebayangin makhluk-makhluk kecil mungil itu deh. :3 Alurnya juga cantik. POV melalui sudut pandang sang penulis dan sudut pandang Krystal. Fiuuuh, syukurlah nggak kebanyakan POV seperti di Rain Over Me. Tadinya aku ngira POV-nya bejibun lagi hehehe.
“You’re my Tink. Never ever being too far from me.” –Skan (page 72)
Untuk karakternya sendiri, aku awalnya jatuh cinta pada sosok Skan dan memandang Seungho sebelah mata. Meskipun egois dan suka mengatur Krystal, tapi Skan ini baik, lho. Buktinya dia selalu ada di samping Krystal, yah, meskipun dia overprotected sebenernya. Apalagi pas Seungho lagi deketin si Krystal. Wah, mulai deh, overprotected-nya kumat! Nah, saat-saat kumat inilah aku mulai kesal sampai pengin ngerendem kepala Skan ke air kulkas. (?) By the way, salah satu hal yang aku suka adalah cara Skan memanggil Krystal: “Tink..” dengan penuh rasa sayang tentunya. :p
“Aku tahu persis apa yang kau rasakan. Diminta melakukan apa yang tidak ingin kau lakukan. Menjadi boneka yang dirias demi kepentingan manajemen. Aku tahu rasanya dan sebisa mungkin… aku tidak ingin kau merasakannya.” –Seungho (page 165)
“Aku akan melindungimu, Krystal-ssi. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu. Aku yang akan bertanggung jawab atas dirimu, Krystal-ssi.” –Seungho (page 203)
Seungho ini sendiri tipe cowok baik-baik. Awal kenal Seungho, rasanya nih anak ekspresif sekali, ya. Entah kenapa aku nggak suka cara pedekatenya Seungho. Terkesan ngejer-ngejer Krystal banget. Tapi, di tengah novel sampai akhir, Seungho berhasil meninggalkan kesan yang dalam juga ke aku. (?) Perhatiannya ke Krystal. Pengorbanannya. Kedewasaannya. Lumayan juga dimasukin ke daftar calon suami masa depan. #SalahFokus
Nah, sekarang giliran bahas Krystal nih.. *gosok-gosok tangan*
Bisa disimpulkan Krystal ini cewek yang nggak terlalu populer, minim teman, nggak suka bersosialisasi, nggak fotogenik, tapi pinter acting. Makanya dia memilih kuliah di Department of Theater. Sedangkan Skan yang suka fotografi malah memilih Department of Film Studies. Hidupnya jadi lebih berwarna saat mengenal Skan. Tapi lama-kelamaan, hidupnya jadi abu-abu juga bersama Skan yang mulai berubah menjadi sosok Peter Pan yang sebenarnya, egois!
Pas baca bab-bab awal pasti kalian bakal ngira Krystal ini korban PHP-nya Skan. Atau bisa dibilang korban berharap-terlalu-banyak. Kadang kasihan lihat Krystal yang secara nggak langsung ditindas Skan. Kadang juga sebel karena Krystal memilih bertahan bersama Skan. Ya ampun, Krystal, masih banyak cowok lain. Park Seungho yang keren sedang menunggumu juga. Tadinya aku berpikir gitu, nge-judge Krystal goblok banget ngerentang jarak aja nggak bisa, move-on apalagi. Tapi sekarang aku mengerti. Kalau aku jadi Krystal, aku juga pasti bakalan sulit untuk melepaskan diri dari Skan. Yah, yang namanya perasaan nggak bisa dibohongin, lah. Terkadang orang yang membuat kita sakit bisa jadi obat dari sakit itu sendiri. ;)
Talking about the ending. Sad or happy ending? Read it by yourself. Aku nggak ngasih spoiler, lho..
2 bintang untuk Tinkerbell dan Peter Pan. 1 bintang untuk perhatian Seungho. Dan 1 lagi untuk covernya yang cantik badaaaai. Bintangnya pas 4, kan? Hehehe.
Hm.. sangat disayangkan masih banyak kesalahan penulisan di sini.
1) Ada satu kalimat yang buat aku kesel. Kalimat yang empat kali diulang. CMIIW.
“Tink.. are you live happily?” eh? Tell me, yang bener do you live happily atau are you live happily! ._.
(di beberapa halaman bab-bab ahkir)
2) Nayoung duduk di depan supnya dan menyantap sup itu dengan hati-hati. (page 6) Seharusnya: Krystal duduk di depan supnya dan menyantap sup itu dengan hati-hati.
3) “Skan, gimana kalau kita ke nonton di bioskop?” (page 66) Mungkin kalimatnya lebih baik begini: “Skan, gimana kalau kita nonton di bioskop?”
Sebenarnya masih bejibun, tapi tiga penampakan di atas mewakili typografi yang lain, lah. Semoga editornya lebih teliti lagi.
Selain itu, novel ini aman-aman saja. Recommended buat bacaan dikala senja—jangan lupa efek langit yang mendung juga. Bagi kalian yang suka hal-hal berbau Korea, novel ini cocok deh.. Tapi, aku baru sadar kalo novelnya Arini Putri mengandung unsur Korea semua. Hm.. Mbak Arini, boleh request, nggak? Lain kali, coba deh nulis novel yang nggak ada unsur Korea-nya! Aku pengen nyicip karyamu yang-tanpa-Korea hehehe. :p
Skan, dia memang satu-satunya yang berada di sisiku. Tapi sayangnya, yang berada di sisimu belum tentu milikmu. (page 58)
Tiba-tiba saja, aku membenci waktu. Aku membenci waktu yang terus berlari seakan tak kenal lelah. Aku membenci waktu yang perlahan mengubah diriku dan Skan. (page 217)
p.s.: buku ini minjem. Hasil dari nyuci otak temen adik biar mau pinjemin huehehe.
Soalnya galau mau beli atau kagak. Pffftt.. *ngelirik wishlist yang nggak kunjung terpenuhi*
Kk team Seungho yaa? Aku team Skan.. but over all aku suka kesimpulan cerita yg kk buat.. Complete :)
ReplyDeleteDua-duanya sama-sama meninggalkan kesan yg dalam. *halah* :D
DeleteHahaha thanks!