Saturday, 5 May 2012

Gara-gara Alitt Susanto

(p.s.: sorry for the 'alay' path and the 'lebay' path)
Aku tahu alayku kambuh saat ini. Apalagi kerandomanku. Bukan disengaja. Ataupun direncanakan sedemikian rupa. Tapi beginilah aku kalau kepepet bahagia. Nggak peduli apa yang dipikirin massa. Lanjut terus. Masa bodo bakal malu-maluin. Seperti pagi dan sore ini. Sebelum dan sesudah ketemu Alitt Susanto, aku masih saja gembar gembor sombong. Bangga gitu. Padahal nggak penting banget bersikap berlebihan.

"Mama.. tadi aku ketemu Alitt."
"Trus kenapa?"
"Iyaa tadi Talk Show gitu. Ada sesi tanda-tangan sama foto-foto. Tadi juga salaman sama dia."
"Salaman kalau nggak dikasih duit ya percuma.."
-___-

Eh ya, udah pada tahu kan siapa Alitt Susanto? Itulooooh, MAPALA (kepanjangannya tanya sendiri sama orangnya, takutnya kalau aku yang nyebutin malah di hajar rame-rame). Kalau kalian rajin buka internet dan hobi nge-blog, pasti bakalan tahu sosok yang sama sekali tidak misterius ini. Paling nggak, tahu namanya lah. Yang nggak tahu.. hemm.. selama ini kamu internetan sambil mejem atau apa? *ya sudahlah! lupakan!*

***

Sekitar dua minggu lalu, Novi ngasih info yang ngebuat aku jumpalitan kegirangan. Dosen masih di kelas pun nggak ku gubris sama sekali. Yah.. gimana nggak histeris sampe jumpalitan gitu, si Alitt dateng ke Palembang mameeen? Ke Unsri lagi. Bayarnya juga murah, cuman 35ribu. Ah.. setidaknya nggak lebih mahal daripada tiket konser SUJU..

Kita mutusin untuk pergi ke Talk Show Alitt. Tapi, kitanya malah galau. Nggak antusias sama sekali. Yah.. hari Sabtu rencananya si dosen ngadain quiz, Novi juga presentasi. Benar-benar rugi seumur hidup semasa kuliah kalau hari itu nekad bolos.

Sempat juga kita mikir yang aneh-aneh saat itu.

Situasi: IZIN KE DOSEN YANG NGADAIN QUIZ
"Kak, ada quiz susulan ga?"
"Ada kok. Memangnya kenapa?"
"Emm.. hmm.. rencananya kita Sabtu ini nggak masuk."
"Lho, kenapa?"
"Emm.. hmm.. kita mau dateng ke seminar. Kayak kiat-kiat hidup sukses gitu."
"Oh.. kebetulan Kakak juga nggak bakal masuk Sabtu ini."
"Lho, kenapa Kak?"
"Kakak udah bayar tiga puluh rebu untuk Talk Show-nya Alitt Susanto. Itulooh, yang nulis Skripshit. Kakak mau hadir ke Talk Show-nya dia. Duh, senangnya.."
"..."

Dan kalau kalian percaya percakapan di atas, kalian sudah menduakan Tuhan!

Okay, balik ke pokok permasalahan. Intinya saat itu kita galau sampai kebelet nangis. Entahlah. Kebelet nangis dan kebelet pipis itu beda tipis. Jadi, kita akhirnya pasrah, ikhlas ga dateng ke acara itu. Mungkin belum rejeki. Itu yang kami bilang saat itu.

Nah, pagi ini memang sungguh menyebalkan. Ternyata PLN sedang tidak bersahabat. Listrik mati. Kuliah batal. Aku dan Novi gigit jempol temen di bawah tangga (ga mungkinlah!). Kita langsung aja nyesel kenapa waktu itu nggak daftar aja? Kenapa waktu itu kita nggak nekad bolos? Dan kenapa juga kesialan dan penyesalan dateng secara bersamaan?

Aku langsung menggoda Novi untuk ke Aula tempat Alitt berada. Tentunya bukan usaha yang mudah. Karena Novi masih nunggu kepastian dari dosen berikutnya. Secara, hari itu giliran dia yang presentasi. Tapi akhirnya, setelah peluh menetes deras dari ketek, barulah Novi mau ke Aula yang kita pun sama sekali nggak tahu dimana. Karena itu bukan Aula Unsri yang kami diami. Melainkan Aula Pasca Sarjana.

Untungnya, Intan bersedia mengantar kami dengan memanfaatkan pinjaman mobil dari Mankor. Lumayanlah.. daripada jalan kaki. Encok juga pas nyampe sana. And.. setelah kita di Aula yang tepat berada di atas Perpustakaan, aku dan Novi ragu gimana cara masuk ke Aula. Karena ada tiga mbak-mbak yang jaga di sana. Nah, ceritanya kita nggak punya tiket atau apalah itu namanya. Jadi, kita cuman bisa tegak disana persis orang bisulan yang kehilangan arah.

Sempat kita mikir gimana caranya mengusir mbak-mbak itu. Menutup mulutnya dengan obat bius dan menyekapnya di suatu tempat. Karena ide itu berbau kriminal dan banyak orang yang lalu-lalang di situ, kita buang ide nggak mutu tadi. Sempat juga kita mikir jebolin lantai Aula dari Perpustakaan pakai bor. Tapi, berhubung kita nggak punya bor dan kita bukan wanita perkasa, kita juga mengabaikan ide nggak guna tadi.

Setelah lama tegak mati gaya depan Perpustakaan, kita pun dapat pencerahan. Kita menuju bagian samping lain Perpus, mencari pintu masuk lain. Dan.. kami menemukan tangga yang di sebelahnya langsung ada kaca Aula. Kita kegirangan dan tanpa ba-bi-bu lagi langsung naik ke atas. Untung sepi. Kita ngendap-ngendap persis tikus got. Sumpah! Itu random banget. Kegiatan mata-mata ter-absurd yang pernah kami tahu dan lakukan.

Yah.. maaf aja fotonya cacat gitu. Kan kita ngambilnya dari kaca item.
Belum lagi nervous-takut-ketahuan.

tersangka penculikan foto. -__-"
maaf yak sodara-sodara. we just wanna have fun!
*sumpah! aku jelek-sejelek-jeleknya*
*aslinya ketahuan*

Kami bersembunyi di balik kaca. Tertawa kegirangan meskipun kita nggak bisa ngeliat Alitt dengan jelas. Yang kita tahu dia pake topi merah dan berkacamata. Terus, kita teriak histeris kayak orang gila. Berbagi tempat dengan berbagai tanaman dan sampah yang untungnya bukan sampah basah. Yang ketiban sampah basah ya teman yang mengantar kami tadi. Mereka ditegur satpam setempat karena tadinya mereka parkir sembarangan. Ujung-ujungnya mereka parkir di depan pembuangan sampah. Mereka kasihan sekali.

Kita akhirnya balik ke kampus. Bangga. Pamer sama temen-temen tadi kita ngendap-ngendap dari kaca samping yang jelas-jelas ditutup tirai. Tak peduli meski hanya melihat sedikit dan sekilas. Cukup. Kami cukup bahagia. Meskipun menginginkan lebih. Yaitu hadir di Talk Show.

***

Siangnya aku ke Gramedia. Sebenarnya tidak ada rencana kesana. Tapi, mengingat aku menunggu Mbak dan Adikku untuk membeli kado mama, aku pun memutuskan untuk menunggu di Gramedia sementara mereka bersiap-siap di rumah. Aku membeli salah satu buku Tere-Liye. Saat membayar, si kasir menyelipkan brosur yang kalau aku tidak salah lihat, ada nama Alitt. Aku langsung menggerutu dalam hati: Talk Show udah selesai pagi tadi kok brosurnya baru dikasih sekarang. Kasirnya nggak up-to-date ahh.. -____-

Aku langsung menuju mall tujuan untuk membeli kado mama bersama kedua orang yang kutunggu tadi. Setelah itu, kita langsung pulang dengan arah berlainan. Aku ke halte TransMusi. Mereka berdua naik angkot.

***

Menunggu TransMusi memang menjemukan. Ditambah lagi jarak mall tadi dan halte sangat jauh. Apalagi saat aku jalan kaki tadi. Kakiku rasanya mau patah mameeeen. Perut keroncongan. Baju basah oleh keringat. Jujur saja, aku juga jijik dengan bauku. Pengen muntah rasanya. -___-

Pukul 2 siang
Saat itulah Novi mengirimiku sms yang sukses membuatku mengabaikan kaki yang pegal:

"Lin.. Alitt ngadain Talk Show di Gramed lantai 2 jam 3 sore ini."

APA???!!! Langsung saja aku membuka plastik belanjaan bukuku tadi. Mengambil brosur yang diselipkan kasir-yang-tidak-up-to-date.


Ya Tuhaaan.. apakah ini pertanda? Bahwa kami memang ditakdirkan untuk hadir di Talk Show bersama-sama? Oke, itu lebay. Sekarang pun aku mual.

***

Aku dan Novi menghadiri Talk Show itu. Dengan badan yang penuh keringat tentunya. Nggak sempat mandi. Nggak sempat ganti baju (aku nggak nyangka ternyata aku bisa jorok sedahsyat ini -___-). Begitu pula Novi. Bedanya, dia udah ganti baju dan mukanya nggak sekumel aku.

Berharap disana bisa mendapat udara dingin yang cukup, ternyata udaranya lebih panas! Apalagi saat acara Talk Show dimulai. Bang Alitt aja kepanasan. Nggak percaya? Tanya sendiri sama orangnya!

click to enlarge picture.

Ehm.. honestly, I didn't pay too much attention to his talk there. Ohduuuuudeeee, kamera merah itu. Yang dipegang cewek itu. Pengeeeeeeeeeen!!! Ya ampuuun, jadi inget kamera di rumah yang udah kiamat. Yah.. aku memerhatikan kamera itu. Tapi kemudian fokus ke Alitt. Dan salah satu kalimatnya yang aku suka adalah:
"Biasanya kalau bapaknya kumisan, anaknya cantik-cantik."
-____-

Aku sama Novi langsung kegirangan karena papa kami sama-sama kumisan. (?)

***

Sesi pemotretan dan tanda tangan.

Aku dan Novi galau lagi. Kita belum beli Skripshit. Bukan nggak niat beli, tapi aku sendiri mikirnya: nanti aja belinya pas pengen ketawa. -____-

Dan sekarang, kita patungan beli buku itu. Langsung ngibrit ke lantai 3, dan ternyata bukunya nggak ada disana. Skripshit di deportasikan ke lantai 2. Kita langsung ngambil buku itu trus bayar ke kasir (biasanya langsung dimasukin ke tas diem-diem trus kabur). Kapan lagi coba beli buku plus tanda tangan penulisnya?

sumpah! aku mati gaya!
mama aja ngejek aku pas kutunjukin foto ini. -___-

Meskipun dalam kondisi banjir keringat (maap bang Alitt!), dan meskipun muka kucel karena belum mandi sore, kita bahagia. Akhirnya kita bisa ketemu bang Alitt. Denger langsung cerita-cerita dari dia. Dan satu hal yang paling kita syukuri, nggak sia-sia kita galau dua minggu gara-gara Talk Show.

ya ampun Linda.. lu norak banget sih!
ketemu Alitt aja lu segini girang dan alaynya,
gimana kalau ketemu David Archuleta? -___-

9 comments:

  1. Alhamdulillah yah sesuatu nian ke-alay-an kita kemarin hahahahahahahaha

    ReplyDelete
  2. huahahaha kalo diinget-inget, sumpah alay nian nov..
    kapan lagi kita alay gini coba? :D

    ReplyDelete
  3. cie ciee yang ketemu bang Alit. gue jugaa MAUUUUUUUUUUUU!!!
    ntah kapan bang Alit ke Medan, pfft -___-
    tapi gpp. gue uda ketemu Poconggg kemarin ckckck
    *ceritanya pamer*
    :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tunggu giliran yak. Nanti kalo bang Alit ke Medan sekap aja sekalian. :p
      Wah, kapan? Pasti seru! hihihi. *jadi pengen*

      Delete
  4. usaha yang patut di tiru (y) hehe

    ReplyDelete
  5. Tralalallala.. dudududu.. sampe jumpa lagi Palembang.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Btw, aku baru tau ada comment dari bang Alitt di sini.-____-

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...