Pagi ini aku baru saja selesai membaca Infinitely Yours-nya Orizuka-eonnie dan aku terduduk di atas tempat tidur seraya berkata.. "Mama, aku ingin ke Korea!!". Bukan hanya itu, aku juga bergumam dan berpikir terlebih kepada diri sendiri—karena memang tak ada orang lain di sekitarku—seperti ini, "Bagaimana kelanjutan kisah si introvert Rayan dan si kelinci Energizer Jingga? Aku ingin ceritanya lebih lagiiiiii...". Okay, mungkin aku terlalu berlebihan berbicara terlalu bombastis mengenai novel baru di rak bukuku ini. Sebenarnya, aku lebih tertarik membaca novel Sunset Bersama Rosie terlebih dahulu. Tapi, karena Sunset Bersama Rosie lebih tebal dua kali lipat dari Infinitely Yours, aku lebih tergerak membaca Infinitely Yours terlebih dahulu. Jujur saja, aku sedang tidak mood membaca novel tebal di saat depresi.
Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan.
Tapi, bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya?
Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?
Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan.
Sekeras apapun usaha kita berdua,
saling menjauhkan diri—dan menjauhkan hati—pada akhirnya
akan bertemu kembali.
Kau tak percaya takdir, aku pun tidak.
Karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya...
Kau, aku, dan perjalanan ini.
Dua orang manusia yang memiliki kepribadian seratus delapan puluh derajat berbeda tidak sengaja bertemu di Together Tour ke Korea saat salah satu dari mereka menjatuhkan PSP yang satunya sampai PSP itu hancur ditabrak oleh troli sepasang kekasih yang membawa barang bawaan yang banyak. Pertemuan mereka berawal di sana.
Jingga. Seorang gadis ceria yang mood-nya bisa berubah begitu cepat layaknya bunglon. Seorang Korean-freak yang bertingkah aneh dan berisik. Dia tergila-gila dengan drama Korea Winter Sonata. Dan, tujuannya ikut dalam Together Tour kali ini bukan untuk jalan-jalan dan mengenal Korea. Melainkan, bertemu dengan pangeran berkuda putih pujaannya yang selalu datang ke dalam mimpinya setiap malam, Kang Yun Jae, seorang pria penduduk asli Seoul yang bekerja sebagai tour guide. Tentu saja, Jingga datang ke Korea untuk berfoto bersama Yun Jae ala Winter Sonata.
Rayan. Membenci Korea. Dan membenci gadis berisik yang ternyata menjadi pasangan tour-nya kali ini, Jingga. Seorang introvert yang susah mengekspresikan sesuatu. Terlalu datar. Hidupnya hanya dikelilingi oleh belajar, bekerja, kantor, dan mantannya yang masih dicintainya. Tentu saja, ia ke Korea bukan untuk liburan, melainkan mencari mantan kekasihnya yang mendapatkan beasiswa di Korea. Tapi sayang, rencananya malah berantakan dan penuh dengan bencana saat Jingga mengikutinya kemana pun dia pergi untuk mencari mantannya, Marissa.
"Kita terlalu mirip. Seperti medan magnet, kutub yang identik akan saling menolak satu sama lain." - Infinitely Yours (page 77)
Kesan pertama aku membaca novel ini, aku merasa seperti berada di Korea. Mungkin berlebihan. Tapi memang begitu kenyataannya. Mbak Orizuka menggambarkan setiap latar di Korea secara detail. Betapa kenalnya Mbak Ori terhadap semua tentang Korea. Aku jadi iri.
Kisah novel ini juga begitu ringan. Cocok dibaca di sore hari, apalagi saat hujan, mungkin ditemani teh hangat akan lebih baik lagi. Keseluruhan, ceritanya memang biasa. Kita sudah bisa menebak akhirnya. Tapi, setiap novel memiliki kelebihan masing-masing meski ceritanya tidak asing lagi. Seperti novel ini. Kalian akan menemukan apa yang spesial dari novel ini jika membacanya sendiri. Happy reading! I hope you'll love this novel like I do. :)
Annyeong :D
ReplyDeleteaku juga udah baca buku ini, minjem dari temen (ga modal). Suka banget sama karya Orizuka, kita tuh kaya dibawa menjelajahi Seoul dan belajar tentangnya. Konfliknya juga gak terlalu berat jadi enak dibaca. God review anyway :D
Adikku yang nggak hobi baca novel malah baca buku ini dua kali lho. Katanya dia suka banget sama Rayan dan Jingga. Konyol couple, katanya. Yup, khas Orizuka banget, buat kisah yang biasa jadi menarik dan enak dibaca. :D
DeleteThanks.