"Apa? Ada yang lucu?"
"Ya, ada," jawab Barbie, membuatku muak, "elo."
Ketika aku baru mau mendebatnya, Barbie bangkit dengan berisik, kedua tangannya terangkat seolah hendak memimpin paduan suara. Aku dan seluruh kantin menatapnya bingung.
"Satu, dua, tiga! L-E-A, LEA! Apa, temen-temen?"
"MISS J!" sahut rombongan Barbie serempak, persis klon, "J untuk JERAWAT!" (hal. 38)
Judul: Call Me Miss J.
Penulis: Orizuka
Penerbit: Teen Noura
Tahun: 2013
Halaman: 332
ISBN: 978-602-7816-12-1
Harga: Rp56.000,-
I rate it 4.5/5 stars
Apa sih masalah kamu pas SMA? Jerawat? Cinta bertepuk sebelah tangan? Musuh yang lebih mencolok daripada kamu dan orangnya minta dihajar banget? Azalea (Lea) punya semuanya. Komplit!
Berawal dari Barbara atau yang lebih dikenal sebagai Barbie, ketua OSIS dua tahun berturut-turut, yang menindas Sabil, anak yang seangkatan dengan Lea saat MOS. Lea yang tidak tega melihat Sabil dan aksi senioritas Barbie yang kelewatan, nekat menolong Sabil. Bukan hanya Lea, dua cewek lain yang seangkatan juga yaitu Alex dan Vidi ikut membantu aksi Pertolongan Pertama pada Sabil yang Teraniaya. Karena aksi nekat mereka berempat, Barbie dan komplotannya menandai mereka berempat sebagai musuh tingkat satu.
Tipikal cewek SMA, kalau nyari ribut ya di tempat favorit seperti kantin. Nah, dua komplotan ini juga sering ribut di kantin, biasanya sih Barbie yang mulai dan Lea yang menanggapi dengan perang mulut yang sanggup membungkam Barbie. Skor pun jadi 1-0 dengan kemenangan di pihak Lea cs.
Sayangnya, Barbie berhasil menyamakan skor (telak pula!) saat Barbie mempermalukan Lea di kantin, dimana anak-anak pada heboh menyaksikan perang antara mereka. Lea yang wajahnya bagai bulan dilihat dari dekat memang bukan rahasia lagi, semua orang tahu. Tapi, tidak pernah ada orang yang menyinggung hal itu, karena tahulah.. jerawat itu masalah yang umum ada pada anak SMA yang sedang puber (meski jerawat Lea udah parah banget!). Sampai Barbie akhirnya memanggil Lea dengan sebutan "Miss J" di kantin, yang mengundang tawa dari seluruh anak di sana. Tidak hanya itu, Barbie juga memasang artikel 10 Fakta Tentang Miss J di mading kelas 12, yang tujuannya memang untuk mempermalukan Lea.
Bisakah Lea dan teman-temannya membalas kejahatan Barbie? Apalagi saat Barbie mulai menggunakan cinta untuk mempermainkan perasaan Lea sekaligus, lagi-lagi, mempermalukannya. Menurutku sih, bisa, asalkan ada Raya, cowok penyendiri yang hobinya tidur di samping lapangan bola. :p
"...gue nggak suka aja sama cewek yang dateng ke klinik nyokap gue karena dia mau jadi cantik, bukannya sehat. Pikiran lo soal tuntutan cowok tadi terlalu dangkal. Lo sendiri? Apa yang membuat lo dateng ke klinik nyokap gue? Cowok yang namanya Dimas tadi? Menurut lo? Apa dia bener-bener suka sama lo kalo dia nyuruh lo obatin jerawat lo?" —Raya (hal. 141)
*bismillah*
*semoga review ini nggak mirip diary anak abege yang lagi jatuh cinta*
Kalau kalian lagi pada kangen sama masa-masa SMA atau lagi cari buku yang ringan namun seru, Call Me Miss J. bisa menjadi salah satu pilihan menarik. Meskipun ceritanya sudah pasaran: cewek jerawatan (nggak buruk rupa sih, tapi Lea ini nggak cantik juga) yang jatuh cinta sama cowok populer, senior cewek yang jadi musuh bebuyutan, ketemu sama cowok misterius yang sebenernya keren banget, and I bet you guys can predict the ending.. racikan Mbak Orizuka di buku ini (sebenernya di tiap buku Mbak Orizuka yang kubaca I feel that awe feeling sih) bisa dibilang asyik dibaca, page-turning, dan kocak juga.
Lea yang blak-blakan dan heboh banget kalau udah menyangkut Dimas, cowok basket yang jadi idamannya, bisa jadi cewek yang menyenangkan meski lebih sering nyebelin. Nyebelinnya itu ya sama kayak temen kita di SMA yang jatuh cinta sama cowok dan rela ngelakuin apa aja demi bisa bareng cowok itu. And yeah.. people like that biasanya tutup telinga sama nasihat temennya. Itulah yang kadang bikin aku sebel sama Lea. Atau orang yang jatuh cinta pada begitu semua? Kalau aku sih, no. :p Meskipun nyebelin, aku suka lho sama Lea yang terlalu jujur, blak-blakan, dan jago crap-talk ini. Apalagi sama aksi Lea di akhir bab, itu bikin aku mengacungkan jempol empat untuk Lea! *no spoiler*
Raya digambarin mirip sama Chace Crawford. *sengaja pilih foto yg aneh* :p *foto yg ke-4 agak mirip Ian Somerhalder* |
Tiga sahabat Lea juga pada keren. Ada Alex, si cewek hard-core yang berpenampilan aneh. Sikapnya berubah-ubah sesuai mood. Ada Vidi, cewek cantik keturunan Jerman yang mulutnya judes dan dalem banget kalau ngatain orang. Ada pula Sabil, cewek imut yang sebenarnya paling lemah dibandingkan yang lain, tapi dia ini kadang mengeluarkan aksi yang tak terduga dan lebih kejam daripada yang lain. Keren deh si Sabil ini! *lalu ngakak sendiri* (?) Mereka bertiga adalah sahabat yang berperan penting dalam pembalasan dendam ke Barbie juga lho. :D
Lalu ada Raya, cowok yang nggak sengaja 'ditemukan' Lea saat dia lagi bersungut-sungut sesaat setelah dipermalukan Barbie di kantin. Cowok yang santai, cuek banget, dan hobi menyendiri, bisa dibilang hampir tidak ada yang mengenal Raya padahal dia ini cakep dan bisa dibilang kloningannya Chace Crawford. Cowok yang dingin ini jadi 'kotak sampah'-nya Lea, tempat Lea curhat dan minta saran gratis tiap kali kesulitan. He is a backstage person but he rules the game Lea played. :D Terserah kalau cowok misterius nan dingin tapi romantis begini udah banyak spesiesnya di novel-novel. Terserah kalau Raya ini bajunya serampangan dan hobi merokok (padahal aku benci perokok, lalu apakah menjilat-ludah-sendiri adalah istilah yang pas di sini?). Terserah deh terserah, yang jelas aku sayang Raya yeay! *sampai ngepoin jurnal Raya pula* :D Well.. I won't write down keromantisan Raya dan betapa wangi jumper Raya karena nantinya postingan ini bakal jadi no longer a review. :)
*maaf, ternyata masih nggak jauh beda sama review-ku di Goodreads*
*merasa bersalah tapi yah mau bagaimana lagi? what I write down here is what's on my mind*-_-
Lalu sekarang aku bingung mau nulis apa lagi..
*berenti nulis review sejenak*
*main Hay Day lalu disambung Cookie Run*
*hening*
*dikepruk rame-rame sama pembaca review*
Tentang plot cerita, aku rasa kalau buku-buku remaja ya plotnya begitu-begitu saja, yang membedakan hanya kelihaian penulis meramu cerita. Di awal tadi aku sudah menyebutkan kalau racikannya Mbak Orizuka sudah pas. Yang kusukai dari tulisan Mbak Orizuka ini adalah meskipun tulisannya simpel dan kisahnya juga nggak asing lagi, ada pesan moral yang terselip di tiap karyanya.
Seperti buku ini nih: boleh sih ya kita punya musuh dan pengin balas dendam, tapi balas dendamlah dengan cara yang bermartabat, bukan main keroyokan yang bikin salah satu atau kedua belah pihak pada bonyok. I couldn't love Raya more karena udah mengusulkan ide balas dendam yang keren ke Lea. Udah caranya bermartabat, bermanfaat bagi banyak pihak juga. Aku nggak akan ngasih tahu idenya, karena aku rasa itu tergolong spoiler hehe. :D Pesan lainnya, kita boleh-boleh saja permak diri kita jadi cantik, tapi jangan lakukan itu untuk menyenangkan cowok. Cowok yang nyuruh kita mempercantik diri itu sama saja dengan cowok yang mencintai kita dengan syarat. Kita para cewek kan nyarinya cinta tanpa syarat. :p
Buku ini recommended untuk semua orang, mau masih remaja atau udah nggak remaja lagi. Tapi sebenernya tergantung selera sih. Kalau kita lebih suka buku yang berat-berat dan tergolong pembaca yang suka berpikir pas lagi baca buku, rasanya buku ini kurang tepat. Buku ini menurutku ditujukan untuk mereka yang lagi bosen dan butuh bacaan untuk hiburan. *saran yang terkesan asal tulis*
Terima kasih Mbak Orizuka karena telah memperkenalkanku dengan Lea, Alex, Vidi, Sabil, dan terutama Raya. Meskipun sudah terlambat karena Mbak Orizuka tidak memperkenalkanku dengan Raya semasa aku SMA. *udah lah, Lin.. ini review, bukan jurnal harianmu!* Have a nice weekend, everyone! Yang belum baca buku ini, ayolah baca! Aku berharap kalian merasakan apa yang aku rasakan saat dan setelah membaca Call Me Miss J.. ^^
"Lo juga bukan cewek sempurna, lo harus inget itu. Lo cuma lagi jatuh cinta. Orang bisa ngelakuin hal yang nggak wajar kalo lagi jatuh cinta. ... Nggak apa-apa, kok. Akuin aja. Itu namanya perasaan. Itu yang bikin kita manusia." —Raya (hal. 191)
"Setiap orang harus punya orang lain di belakangnya. Hidup itu sama kayak main bola. Tanpa orang lain, lo nggak akan mungkin bisa menang. Yang ada lo hancur." —Lea (hal. 249)
Hai, salam kenal. Aku anak baru BBI. Hehe... Udah ngikutin blog ini dari dulu dan selalu terkesan sama review-mu yang natural. Sekalian mau nanya boleh gak?
ReplyDeleteWah, welcome to BBI, Ilham! ^^
DeleteMakasih ya eheheh. Eniwei mau tanya apa?