Monday, 5 March 2018

[REVIEW] The Long Way to a Small, Angry Planet

Living in space was anything but quiet.Day 129, GC Standard 306

Judul: The Long Way to a Small, Angry Planet
Serial: Wayfarers #1
Penulis: Becky Chambers
Penerbit: Hodder & Stoughton
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 417 (e-book)
ISBN: 978-147-36-1977-7
★★★★☆


Wayfarer adalah salah satu pesawat luar angkasa yang dimiliki oleh Ashby, sang kapten yang merupakan spesies Manusia. Pada masa itu, hitungan tahun berubah menjadi GC Standard, dan tinggal dan menjelajah di luar angkasa merupakan hal yang wajar. Sama seperti pesawat luar angkasa lain, Wayfarer juga menjelajah luar angkasa, keluar masuk berbagai lubang cacing atau wormhole (perjalanan ini disebut tunneling), dan berpetualang menemukan tempat-tempat baru. Kalau beruntung dalam proses tunneling, mereka akan berhasil ke suatu tempat, kalau sial.. yah, mungkin akan terjebak dalam lubang cacing yang mengerikan untuk waktu yang agak lama. :p

Kru pesawat Wayfarer terdiri dari beberapa macam spesies, bukan hanya Manusia. Sissix, sang pilot, adalah spesies Aandrisk yang terkenal dengan kefrontalannya berhubungan dengan sejenis mereka di muka umum. Dr. Chef, dokter sekaligus koki, adalah spesies Grum yang terancam punah. Ada pula Ohan, ahli navigasi (kru paling penting dan tidak semua pesawat bisa merekrut kru seperti Ohan), merupakan spesies Sianat Pair yang terkenal dengan kemampuannya melihat waktu serta arah yang benar di luar angkasa. Ohan juga terkenal dengan pribadi pluralnya. Cara memanggil Ohan adalah dengan kata 'mereka' atau 'kalian', bukan 'dia' atau 'kamu'. Ohan pun memanggil dirinya sendiri dengan kata 'kami'. xD (Silahkan klik link yang udah aku taruh ke masing-masing spesies untuk tahu penggambaran ciri-ciri mereka, oke? Kalau aku jelaskan di sini, bakalan kepanjangan nih review~)

Ashby bukan satu-satunya kru Manusia di antara beragam spesies tadi. Ada juga Kizzy, teknisi mekanis yang cerewet dan suka sekali dengan hal-hal aneh dan snack rasa udang ekstra pedas. Jenks, teknisi komputer berbadan kerdil yang suka usil namun jauh dalam hati penuh romantisme. Corbin, seorang algaeist yang mengurus bahan bakar Wayfarer, yang selalu marah-marah bahkan untuk hal yang sepele. Ada pula pendatang baru di Wayfarer, yaitu Rosemary, juru tulis yang kalem, yang pintar berbicara bahasa spesies lain. Selain kru Manusia dan berbagai spesies lain, Wayfarer juga memiliki AI yang bener-bener hampir bisa berpikir seperti kru yang lain, bahkan mengerti perasaan para kru. Namanya Lovelace atau dia lebih suka dipanggil Lovey. Lovey nggak berwujud robot berjalan, melainkan tertempel di seluruh dinding Wayfarer seperti kamera pengawas dengan sistem utama yang tertanam di pusat kontrol Wayfarer.

Seperti judulnya, para kru dengan macam-macam spesies ini nantinya akan melakukan perjalanan panjang ke planet asing yang belum pernah tersentuh oleh para penjelajah luar angkasa lain, yaitu Hedra Ka. Perjalanan ke planet ini terlihat seperti misi bunuh diri. Alasan kenapa planet tersebut tak tersentuh adalah karena penduduk di sana terkenal dengan kekejamannya, dan mereka selalu menyembunyikan keberadaan planet mereka dari spesies lain yang berada dalam lindungan Galactic Commons (GC). Ashby memilih untuk ikut serta ke dalam misi ini karena hadiah yang ditawarkan begitu besar, lebih dari cukup untuk keperluan pesawatnya yang tergolong tua. Selain alasan itu, Ashby dan krunya yang sinting ini juga penasaran, kenapa Hedra Ka yang selalu menyembunyikan diri tiba-tiba menawarkan untuk bekerja sama dengan GC?

Dengan berbagai masalah yang terjadi selama perjalanan mereka, serta kenyataan kalau salah satu kru mereka sekarat, mampukah mereka melakukan perjalanan ke planet Hedra Ka yang berbahaya? Kalau pun mampu, apa yang akhirnya mereka dapatkan? Sekutu baru, atau malah musuh yang siap membunuh? Silahkan rasakan sendiri sensasi serunya! :p

She was out in the open now. No bustling planets, no travel lanes, no sparkling orbiters. Just emptiness, horrible emptiness, filled with nothing but herself and the occasional rock. —Day 128, GC Standard 306

Menurutku, The Long Way to a Small, Angry Planet adalah salah satu hidden-gems yang cantik dan asyik untuk dibaca, namun cantiknya itu complicated, jadi susah untuk dibuat review-nya. Tapi, aku bakal berusaha nulis review-nya deh. Soalnya sayaaaang banget kalau buku sebagus ini cuma kusimpan untuk diriku sendiri.

Meskipun buku ini tergolong jenis science-fiction, salah satu genre yang nggak akan pernah kusentuh kalau lagi stress dan banyak pikiran karena pastinya bakalan pusing parah kalau nekat baca, aku berani bilang kalau buku ini malah bikin stress-ku hilang. Sebenernya iseng aja mulai satu bab pertama, tapi malah lanjut bab dua, bab tiga, lalu keterusan dan nggak mau berhenti. Kenapa? Karena tulisannya bener-bener ngalir sampai aku merasa nyaman membaca tiap kalimat (meski ada istilah-istilah baru yang aneh dan hanya kukira-kira artinya), bahkan aku berharap aku berada di tengah-tengah kru Wayfarer, makan makanan aneh yang dimasak Dr. Chef atau menonton kekonyolan Kizzy dan Jenks sambil minum mek atau Sissix yang selalu bertengkar dengan Corbin.

Banyak banget yang aku sukai dari buku ini selain dari penulisan Becky Chambers yang ngalir dan nggak ngebosenin.

"Nobody should be alone. Being alone and untouched... there's no punishment worse than that." —Sissix

Pertama, tentu aja para kru Wayfarer. Mereka semua bener-bener para kru yang asyik, kecuali Corbin. Bahkan aku menganggap Ohan yang pendiam itu asyik. Aku suka saat Ashby menerima surat dari kekasihnya yang berbeda spesies, dan buru-buru ke ruangannya untuk membaca surat itu, berharap nggak ada seorang pun yang ngeganggu dia. Untung aja para kru ngerti, termasuk Kizzy dan Jenks yang usil. xD Aku juga suka setiap kali mereka makan bareng di meja makan. Setiap masakan Dr. Chef bukan jenis masakan yang normal, tapi mereka bilang enak meski asal muasal makanan itu kadang bikin jijik. :p

Kedua, aku suka dengan suasana di dalam Wayfarer. Karena mereka berada di luar angkasa yang kelam dan nggak jelas pagi atau malamnya kapan, duo teknisi mereka yang canggih ini membuat pencahayaan dalam pesawat mereka agar sesuai dengan pagi dan malam, agar mereka merasa nyaman. Duo teknisi ini juga membuat taman di dalam Wayfarer sebagai tempat melepas stress (dan jadi tempat favorit Dr. Chef karena dia bisa menanam bahan-bahan untuk resep masakannya). Lantai mereka yang terbuat dari besi juga dilapisi karpet, biar cakar-cakar Sissix nggak menggores lantai Wayfarer kesayangan mereka. Nggak cuma itu, aku juga suka rasa kekeluargaan yang benar-benar kuat antara satu dan yang lain. Bahkan, lama-kelamaan.. keberadaan Corbin juga masuk akal di antara mereka meski Corbin hobi marah-marah seolah dia lagi dapet tiap hari.

"...nobody can define you but you." —Jenks

Ketiga, aku suka dunia galaksi yang diciptakan oleh Becky Chambers. Selain planet asing bernama Hedra Ka yang menjadi tujuan mereka, ada banyak planet lain di wilayah GC. Salah satunya adalah Port Coriol, yaitu planet yang merupakan pasar untuk segala macam spesies. Meski kalian nggak lagi kekurangan persediaan, berjalan-jalan di Port Coriol ini semacam cuci mata. Ada yang jualan pakaian (yang sudah disesuaikan untuk masing-masing spesies yang pakai baju). Ada toko yang menjual chip komputer dan berbagai alat teknis untuk pesawat luar angkasa. Ada yang jualan peralatan mandi dengan aroma macam-macam. Ada banyaaaak pondok makanan. Dan banyak lagi pondok lainnya yang bener-bener bikin aku cengar-cengir karena agak konyol. xD

Ada pula bulan yang dinamakan Cricket. Ini tempat yang agak aneh, yang juga horor menurutku. Yah, semua tempat nggak harus kayak Port Coriol, kan? Di sini juga dibahas sedikit tentang Bumi, dan para penduduk Mars yang disebut Martian. Ada juga planet tempat asal Sissix yang damai dan penuh kehangatan. Pas berkunjung ke sini beneran berasa kayak lebaran. Rame. Hahahahah.

Terakhir, pokoknya buku ini seru banget! Bagian-bagian terakhir sukses bikin aku deg-deg-an, bahkan sekarang saat aku memutar ulang bagian-bagian itu. Untuk romance-nya memang agak aneh sih. Soalnya di buku ini ada beberapa inter-species relationship yang terkesan asing tapi menarik. Yang jadi favoritku adalah Jenks dan... rahasia deh! xD Pokoknya hubungan Jenks ini yang paling nggak masuk akal tapi paling bikin ngegemesin~

Oke, aku rasa itu cukup ya ngegambarin gimana perasaanku soal buku ini. Aku nggak akan mau nulis lebih banyak lagi karena takutnya nanti malah jadi spoiler, meski aku beneran pengin nulis tentang buku ini lebih banyak lagi. Untuk buku selanjutnya, I definitely will read that! ^^

The Long Way to a Small, Angry Planet menurutku layak untuk temen-temen coba baca meski kalian bukan orang yang cinta berat sama luar angkasa dan berbagai macam alien (atau di sini disebut sebagai spesies lain). Sebenernya masih banyak lagi spesies lain di buku ini, yang sama kerennya dengan spesies-spesies yang kusebut dalam review ini. Jadi, kalau kalian penasaran, silahkan dibaca sendiri. ;)

Please don't go away.
I won't.
You're the only thing that makes sense.

Day 158, GC Standard 307

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...