Dalam setiap kehidupan, permulaannya kurang lebih sama. Ingatanku samar dan tak jelas di masa kanak-kanak, lalu, cepat atau lambat, aku melihat wajah gadis itu di ambang pintu. ... Aku tahu apa yang akan terjadi. Aku datang lagi, pikirku. Setiap kehidupan selalu bermula dari gadis itu, dosa asalku. Aku mengenal diriku melalui dirinya. (hlm. 61)
Judul: My Name Is Memory
Penulis: Ann Brashares
Penerjemah: Ambhita Dhyaningrum
Penerbit: Bentang
Tahun Terbit: 2011
Halaman: 428 (Paperback)
Harga: Rp 64.000
Harga: Rp 64.000
ISBN: 978-602-8811-29-3
★★★★☆
(sengaja pakai cover aslinya soalnya size cover terjemahannya kecil banget, pecah disini.. T_T)
Daniel sudah hidup dan mati berkali-kali, dan ia selalu mengingat setiap keping dari kehidupan masa lalunya. Ia ingat kehidupan pertamanya, sekitar tahun 520 di Afrika Utara, dan itulah yang menjadi asal mula segalanya. Daniel menjadi prajurit saat itu, dan dalam pelatihan pertama bersama kakaknya (yang di kehidupan mereka berikutnya dikenal sebagai Joaquim), mereka ditugaskan untuk membabat habis sebuah desa. Sayangnya, mereka berdua membakar desa yang salah. Mereka membunuh orang-orang tak berdosa. Dan Daniel tidak akan pernah melupakan tatapan sedih seorang gadis cantik di tengah desa yang terbakar. Gadis yang dalam kehidupan-kehidupan berikutnya ia kenal sebagai Sophia.
Setelah penantian yang lama, akhirnya di masa sekarang Daniel dipertemukan kembali dengan Sophia. Sekarang gadis itu bernama Lucy, dan akhirnya seumuran dengan dirinya. Namun, bisakah gadis itu mengingat kehidupannya yang lalu? Bisakah ia mengingat janji yang pernah ia buat dengan Daniel? Dan bisakah Daniel menebus rasa bersalahnya atas kematian-kematian gadis itu di kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya? Atau, haruskah Daniel menyerah oleh takdir yang selalu membuat mereka berdua menderita di masa lalu?