Saturday, 11 August 2012

[REVIEW] Little Bee

Judul: Little Bee
Judul Asli: The Other Hand
Penulis: Chris Cleave
Editor: Samira
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2011 (first published 2008)
Halaman: 398
ISBN: 978-979-780-524-1

Ternyata kata-kata hiatus membaca waktu itu hanyalah kata-kata tanpa arti. Yah, akhirnya aku membaca buku lagi. Rentang hari bolos baca cuman kurang dari dua hari. Hehehe. In fact, I can't go far away from imagination world which is created by books. Lebih tepatnya, terpaksa tidak bisa jauh-jauh. Kenapa? Hampir dua hari bolos baca, hampir dua hari itu pula aku terus-menerus dihantui buku-buku. Iya! Jadi gini, si buku dengan wajah tampan dan kuda putih menghantui my every sleeps on those days. Nggak tahan, lah, dihantui mulu. Ya udah, ujung-ujungnya baca buku lagi. Dan aku mulai membayar utang membaca buku dengan membaca bukunya Chris Cleave yang satu ini. Voila... niat membacaku bangkit kembali setelah membaca buku luar biasa ini. :D

Sebenarnya, aku bingung mau me-review apa tentang buku ini. Bukan karena bukunya yang tidak bagus. Bagus banget malah. Karena bagus itulah aku bingung mau mulai dari mana. Itu the first point mengapa aku bingung. Yang kedua, si penulis memang melarang untuk memberi tahu kalian apa yang terjadi dengan buku ini. Bingung, kan? Kalau begitu, lebih baik tidak di-review dong. Apalagi biasanya aku keceplosan ngasih bocoran. -___- Tapi, kalau batal nge-review, nggak enak juga, karena aku memang berniat memamerkan buku bagus ini. Okay, aku bakal ngasih review, dengan hati-hati. Yup! Dengan hati-hati. Semoga bisa. :)

short review from the author:
Kami tidak ingin memberi tahu Anda
APA YANG TERJADI di dalam buku ini.

Karena KISAHNYA BEGITU ISTIMEWA
dan kami tidak ingin merusak kenikmatan Anda membaca.

MESKI BEGITU, Anda perlu tahu sedikit
untuk mau membelinya, jadi inilah yang akan kami katakan:

Ini adalah kisah dua orang perempuan. Kehidupan mereka bersilang jalan suatu hari, dan salah seorang dari mereka harus membuat pilihan yang mengerikan, jenis pilihan yang kami harap tidak akan pernah Anda hadapi. Dua tahun kemudian, mereka bertemu kembali–dan kisahnya dimulai dari sini….

Setelah Anda membacanya, Anda pasti ingin memberi tahu teman Anda tentang kisah ini. Ketika Anda menceritakannya, tolong jangan beri tahu mereka apa yang terjadi. Keajaiban kisah ini terletak pada bagaimana ia terkuak.

Aku agak ragu saat membaca beberapa halaman awal. Mengapa? Karena aku masih dalam mood yang buruk. Namanya juga terpaksa membaca hehehe. Lewat bab pertama, masih biasa saja. Masuk bab dua, aku balik lagi ke bab awal, balik lagi ke bab dua. Oh, ternyata buku ini diceritakan melalui dua sudut pandang yang berbeda, Little Bee dan Sarah (iya, ini cewek dua memang tokoh sentralnya). Aku agak bingung, of course! Satu bab melalui sudut pandang Little Bee, satu bab kemudian sudut pandang Sarah, begitulah seterusnya. Jadi, waktu itu aku sempat mikir, apakah aku akan cocok dengan buku ini? Secara, konfliknya kayaknya berat banget, nggak ada naga, peri, ataupun kurcaci. Nggak ada magic-magic-nya. Sudut pandangnya juga tuker-tukeran terus setiap pertukaran bab. Weh! (Nah, mulai ketularan Little Bee kan, pake kata-kata 'Weh!')

Etapi ternyata aku salah paham. Setelah mulai membaca bab kedua, aku mulai PENASARAN! Beribu pertanyaan bermunculan–menagih jawaban yang pada awalnya terasa semu dan cuma bisa terjawab (olehku sendiri) dengan jawaban yang nggak banget. Pengennya terus baca sampe halaman terakhir. Nggak mau berhenti! Ya tapi berhenti juga karena mau tarawih, qaqa'.. Iya, jadi konfliknya tajem gitu. Apa konfliknya? Baca aja sendiri. Nanti aku malah digorok Cleave kalau sampai membocorkan ini-itu.

Ada adegan seru juga di sini. Tapi bukan adegan seru yang diawali oleh abrakadavra (lho? aih, sudahlah!). Adegan seru ini.. terjadi di pantai Nigeria (ya, nyebut nama negaranya aja nggak kenapa-napa kali). Sempat juga aku merinding dan menggigit bibirku sendiri saking ngeri membayangkannya. Yah, membaca tanpa visualisasi, nggak seru, dong? Karena khawatir nggak bakalan konsen baca halaman berikutnya, aku tutup dulu buku itu, tarik nafas dalam-dalam sambil memeluk buku erat-erat, dan sekalian pengen meluk Little Bee dan Sarah. ;( Udah tenang, baru lanjut baca.

Tentang karakter yang diciptakan Cleave, tidak usah ditanya lagi. Setiap bagian mendapatkan porsi yang cukup. Dan karakter itu memang diciptakan dengan baik. Apalagi karakter Bee dan Sarah. Setelah membaca hampir seperempat bagian buku, aku tidak lagi kebingungan dengan pembagian memori saat membaca buku ini (setengah untuk Bee dan setengah lagi untuk Sarah). Malah aku sangat bersyukur buku ini diceritakan melalui dua sudut pandang yang berbeda. Jika dulunya Cleave hanya membangun buku ini melalui sudut pandang Bee saja, mungkin cerita ini tidak akan begitu emosional.

Little Bee selalu berharap bahwa dirinya sekeping koin Inggris. Dari sini aku menyimpulkan (mungkin) dia tidak ingin menjadi seorang gadis Afrika. Tapi dari sudut pandangnya, aku tahu bahwa Bee sebenarnya cerdas dan selalu mau mempelajari lingkungan sekitarnya, meskipun tempatnya belajar sungguh lebih buruk dari penjara. Lucu sekali saat mengetahui bahwa ia tergila-gila pada Ratu Elizabeth II Inggris dan sekaligus mempelajari tutur katanya. Dia juga selalu bertanya-tanya bagaimana respon teman-teman di daerahnya berasal jika ia menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada mereka. Mereka kan kuper sekali. Membacanya membuatku terkikik geli.

Sedangkan Sarah, ia selalu dibayangi masa dua tahun silam itu. Saat dimana ia bertemu Bee. Dimana semua masalah dalam hidupnya dimulai dari sana atau menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Aku sendiri merasa suka sekaligus benci pada sosok Sarah. Disatu sisi dia bisa menjadi begitu baik dan oh.. wonder woman banget. Kenapa? Gimana nggak baik, masa dia mau berkorban begitu besarnya demi seseorang yang tidak pernah dia kenal? Apa lagi namanya kalau bukan wonder woman? Tapi, sikapnya yang menurutku mudah banget depresi itu nggak banget. Ente udah kepala tiga, kan, Sarah? Punya anak lagi.. -___- Yah, wajar juga sih, orang masa lalunya aja tragis gitu. Tapi, lihat deh, Bee. Dia dewasa dan bisa menyikapi masa lalu dengan cukup baik, kan? *elus kepala Little Bee*

another version
of Little Bee. :)
Untuk alur cerita, Cleave begitu berhati-hati. Di awal tentu saja ia menciptakan rasa penasaran yang besar terhadap pembaca. Di bagian tengah buku.. okay, Cleave, berhentilah mengaduk emosiku! Aku lagi berpuasa! (?) Setiap rahasia dia ungkapkan sedikit demi sedikit, dengan tulisan yang mengalir begitu saja tanpa terpaksa harus dihentikan untuk menyembunyikan kisah selanjutnya. Jadi penasaran pengen baca buku-buku Cleave yang lain, entah kapan.

Bicara tentang cover, tidak usah ditanya lagi, Gagas memang jagonya ngasih perintilan ini-itu di cover. Seorang gadis Afrika yang sedang menangis dilatar belakangi oleh London dan mungkin Sungai Thames. Sudah cukup menggambarkan cerita ini.

Tadinya kepengin ngasih 5/5 untuk buku ini. Tapi mungkin untuk versi English-nya doang. Untuk edisi Bahasa Indonesia yang aku baca ini.. haduuuh mikir dulu mau ngasih nilai segitu. Terjemahannya kadang kelebihan bahan di salah satu kalimat. *mijit-mijit jidat Key-oppa* *eh* Pada nanya nggak nih, kenapa di info tentang buku tidak kucantumkan nama translator-nya? Walaupun kalian nggak nanya, aku bakal jawab juga sih. Itu bukan di sengaja, lho. tapi memang nama translator-nya nggak ada di buku ini. Adanya editor doang. Yaudin, nama editor-nya aja yang mejeng disitu. Mungkin dia merangkap sebagai translator kali ye.. Trus, banyak banget typo bertaburan. Nggak usah dihitung kalau nggak mau jari kalian hilang satu. *nyolek editor*
Some (I said 'some', NOT 'all') error words:
1) Putraku--tak perlu dikatakan lagi--uar biasa tidak percaya. Seharusnya: Putraku--tak perlu dikatakan lagi--luar biasa tidak percaya. (page 50)
2) "Apa yang kau takuti, Bug? Mungkin aja mereka bakal cuek.." NO TYPO for this actually. Tapi, gimana ya? Penggunaan kata bakal cuek itu nggak enak dimataku untuk novel luar begini. Aku cukup mengerti kalau yang mengucapkan kalimat ini cewek gawl getoooo. Yatapi nggak usah diterjemahin pake bahasa gawl orang Indonesia. Kenapa nggak pake gue-elo aja sekalian? #nooffense (page 83)
...
...
...
3) Penggunaan nama Yevette atau Yvette. Di bab awal, namanya Yevette, tapi di halaman belakang, namanya berubah jadi Yvette. Yang konsisten, dooooong!

Dan masih banyak lagi. Males banget mau nge-check satu-satu. Ngabisin waktu banget. Ditambah lagi ada kalimat yang panjang banget, tanpa koma, bikin kehabisan nafas bacanya.
Aku memandangi garis horizon yang buram dan mengikuti laut yang berwarna biru gelap dan indigo dari garis yang ada di ujung sana sampai pantai di mana ombak-ombak dari buih-buih putih memecah dan berubah menjadi lempeng-lempeng air berbusa dan menelan pasir sehingga tenggelam dan menghilang menjadi tak ada di tempat di mana kakiku berada.
Hosh.. hosh.. *elap ludah yang muncrat kemana-mana*

Terlepas dari banyaknya typo dan terjemahan yang agak aneh, buku ini bagus dan recommended! Aku beri 4/5 stars saja (sayang sekali huhuhu...) untuk kisah Little Bee dan Sarah yang tak sengaja saling bersinggungan. Ayo dibaca! Lupakan typo-nya. Modal baca review ini doang sama saja dengan melihat sesuatu tanpa bisa merasakannya. (Maksud kalimat ini apa coba?)

Sebagai penutup, aku beri beberapa quotes yang sebagian aku suka dan sebagian lagi menggambarkan perasaan para tokoh, semoga Cleave mengizinkan aku membagi quotes ini. :)

Aku mengerti bahwa bukan yang meninggal yang kita tangisi. Kita menangis bagi diri sendiri, dan aku tak pantas mendapat rasa kasihanku sendiri. -Sarah (page 139)
Mungkin di usia dua puluh, secara alamiah seseorang ingin tahu tentang kehidupan, tetapi di usia tiga puluh, seseorang hanya mencurigai orang-orang yang masih punya kehidupan. -Sarah (page 218)
Kebahagiaan bukan sesuatu yang bisa diambil seseorang dari rak, itu sesuatu yang harus diusahakan seseorang. -Andrew (page 235)
Begini cara kami hidup, bahagia dan tanpa harapan. -Little Bee (page 261)
Namun, waktu berjalan terus, dan kalian bukanlah seekor ikan yang hampir mati--tepatnya kalian tak pernah benar-benar tertidur--sehingga kalian membuka mata dan memandangi diri sendiri sambil berkata, Ah, ternyata aku adalah seorang gadis, seorang gadis Afrika. Ini adalah aku yang sebenarnya. Dan beginilah aku seterusnya, seiring perubahan bentuk dari keajaiban mimpi yang berbisik kembali ke riuh geraman lautan. -Little Bee (page 372)

5 comments:

  1. Nais ripiuww :D
    Covernyo bagusss tp cak nyo agak berat y ceritonyo.

    Bales komen kw, iyo itu emang cewek yg di Wimpy Kid linnn. Keren lah dio tu :D

    ReplyDelete
  2. Lebih tepatnya long review, nov. :D
    But, thanks hahaha. Iya, ceritanya agak berat. Mau pinjem? Kalo mau pas hari pertama kuliah nanti aku bawa. :p

    Ahhh.. di wimpy kids dia keren banget banget banget!!

    ReplyDelete
  3. wahh jdi penasaran sm bukunya :DD pengen baca versi asliny aja deh, biar gk kena typo xD nice review, btw ;)))

    ReplyDelete
  4. Iya stef, coba kamu baca deh. Bener banget! Baca versi aslinya aja. Aku menanti review-mu.. :D
    Tnx. :)

    ReplyDelete
  5. novel skripsi-an hehe.. thanks for the review <3

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...